Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Profil Rizal Ramli, Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman yang Meninggal

Politikus Indonesia yang juga mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli meninggal pada Selasa, 2 Januari 2024. Berikut profil Rizal Ramli.

3 Januari 2024 | 14.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka datang dari politikus Indonesia, Rizal Ramli. Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman itu meninggal dunia pada Selasa, 2 Januari 2024 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, sekitar pukul 19.30 WIB. Informasi ini dibenarkan oleh Staf Rizal Ramli, Yosef Sampurna Nggarang alias Yos Nggarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Benar, Dr. Rizal Ramli meninggal pukul 19.30 di RSCM,” ucap Yos Nggarang kepada Tempo, Selasa malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jenazah Rizal Ramli tiba di kediamannya di Jalan Bangka IX Nomor 49R, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan dari RSCM pada Rabu, 3 Januari 2024 pukul 00.50 WIB. Menurut Yos Nggarang, sosok yang dikenal sebagai oposisi pemerintah itu akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut pada Kamis besok.

Hal ini karena menunggu kedatangan anak Rizal Ramli dari Amerika Serikat. “Putri terakhir yang di Amerika, beliau baru dari Indonesia kemarin tanggal 28 Desember balik ke Amerika. Saat ini sedang proses kembali ke sini. Sudah berangkat dari Amerika,” kata dia.

Lantas, bagaimana sebenarnya profil Rizal Ramli? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Profil Rizal Ramli

Rizal Ramli adalah seorang politikus Indonesia yang dikenal sebagai oposisi pemerintah. Dia adalah mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi, dan pernah menjabat sebagai menteri dalam beberapa bidang yang berbeda.

Rizal Ramli lahir pada 10 Desember 1954 di Padang, Sumatera Barat. Meski begitu, dia tumbuh dan menghabiskan masa kecilnya di Bogor. Ia menamatkan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Kota Bogor, Jawa Barat.

Rizal Ramli adalah lulusan dari Institut Teknologi Bandung program Sarjana dari jurusan Teknik Fisika. Saat berkuliah, ia pernah menjadi Presiden Student English Forum (SEF) ITB dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa ITB periode 1976-1977. Rizal juga melanjutkan pendidikannya di Universitas Boston untuk mengejar gelar doktor ekonomi dan lulus pada tahun 1990.

Setelah kembali dari Amerika Serikat, Rizal mendirikan ECONIT Advisory Group bersama beberapa ekonom lain, seperti Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan M.S. Zulkarnaen. Ia juga sering mengkritis kebijakan ekonomi pemerintah Orde Baru saat masih aktif di lembang think-tank sebagai Managing Director Econit.

Beberapa kebijakan Orde Baru yang pernah dikritik Rizal adalah kebijakan mobil nasional, pupuk urea, pertambangan Freeport, dan lainnya. Rizal juga pernah mendirikan Komite Bangkit Indonesia (KBI) bersama beberapa rekannya sekaligus menjabat sebagai ketua.

Perjalanan Karier Rizal Ramli

Sebagai seorang ekonom, Rizal Ramli pernah beberapa kali ditawari posisi sebagai menteri di pemerintahan. Sayangnya, banyak jabatan yang tidak diterimanya. Rizal diketahui pernah ditawari menjadi menteri di Kabinet Pembangunan VII pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, namun ia menolaknya.

Ia juga pernah diminta Abdurrahman Wahid alias Gus Dur untuk menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Tetapi, lagi-lagi jabatan tersebut ditolaknya. Barulah ketika diminta menjadi Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Rizal Ramli menerimanya.

Melansir dari laman resmi pribadinya, usai menjabat sebagai Kepala Bulog, Rizal Ramli juga pernah mengisi beberapa posisi menteri di pemerintahan Gus Dur. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan.

Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Rizal pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada 2015-2016, menggantikan Indroyono Soesilo.

Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.

Namun, karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.

RADEN PUTRI | BAGUS PRIBADI 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus