GRUP Sinar Mas melebarkan sayap ke Surabaya. Perusahaan milik Eka Tjipta Widjaya ini, akhir Oktober lalu, meresmikan Wisma BII yang berdiri di Jalan Pemuda, Surabaya. Gedung bertingkat 20 seluas 20.000 m2 ini dibangun di atas kaveling 5.000 m2. Semuanya menghabiskan biaya tak kurang dari Rp 40 milyar. Sebenarnya, bisnis gedung perkantoran di Kota Pahlawan itu masih sepi. Beberapa perkantoran seperti Menara BRI, Menara BBD, dan Wisma Bumiputera kelihatan kosong melompong. Tapi pihak Sinar Mas, yang telah berpengalaman mengembangkan bisnis perkantoran di Jakarta, optimistis bahwa investasi di Surabaya tidak akan rugi. "Permintaan ruang perkantoran di sini akan meningkat pesat dua-tiga tahun mendatang," kata Christian Wijaya, direktur eksekutif divisi real estate dari Grup Sinar Mas. Maka, investasi gedung itu diperkirakan sudah bisa kembali dalam tempo 11 tahun. Gedung tersebut kini ditawarkan dengan tarif sewa US$ 12 per m2. Itu belum termasuk biaya pelayanan (US$ 6 per m2), serta areal parkir US$ 300 per mobil per tahun. Sedangkan untuk mendapat sambungan telepon, penyewa diminta juga Rp 2,5 juta per satuan sambungan. Bank International Indonesia, yang juga milik Sinar Mas, memakai tiga lantai dasar. Sementara itu, Grup Sinar Mas juga telah memiliki gedung berlantai 10 di Medan. Dengan properti di Medan dan Surabaya, gedung perkantoran milik Sinar Mas berjumlah enam buah. Empat di antaranya berada di Jakarta, yakni Jakarta Oriental Building (8.000 m2), Wisma BII Jalan Thamrin (12.000 m2), Mangga Dua Tower (18.000 m2), Gedung Eka Life (21.000 m2).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini