SABUT kelapa ternyata multiguna. Tidak hanya bisa dijadikan keset dan jok mobil, tapi sangat bermanfaat untuk dijadikan pot gantung. Produk disebut terakhir ini malah bisa diandalkan sebagai komoditi ekspor. PT Minkawi Fakta, Binjai, Sumatera Utara, November ini hendak mengekspor empat kontainer pot sabut kelapa. Tujuannya, Belanda dan Austra lia, masing-masing dua kontainer. Nilainya memang tidak lebih dari US$ 16.000. Tapi, menurut Direktur Utama PT Minkawi, Ahmad Yamin, ekspor perdana itu baru separuh dari permintaan kedua negara itu. "Masing-masing minta dikirimi empat kontainer tiap bulan," katanya. Pot gantung dari sabut kelapa tersebut, kabarnya, sangat digemari terutama karena bisa dimanfaatkan untuk menanam bunga dan sayuran, khususnya di rumah yang tanpa pekarangan. Harga per buahnya US$ 2. Sementara itu, PT Minkawi bisa memperoleh bahan baku dengan harga Rp 7.000 per truk. Dari sabut satu truk, terpakai sekitar 20%, yang menghasilkan 400 pot berdiameter 20 inci. Model pot itu dibuat sesuai dengan desain yang dikehendaki oleh pembeli di Australia dan Belanda. Langkah PT Minkawi memang telah memaksimalkan kegunaan sabut kelapa, yang tersedia melimpah di Sumatera Utara. Menurut Ahmad Yamin, bahan baku seluruhnya didatangkan dari Kabupaten Langkat. Ini yang membuat Kepala Dinas Perindustrian Binjai, Iskandar Malayu, gembira melihat prospeknya. Apalagi pemanfaatan sabut untuk bahan tali, seperti yang pernah dilakukan warga setempat, sekarang terhenti karena kalah bersaing dengan tali ijuk dan plastik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini