Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Memuasakan nafkah istri

Menurut survai seorang dokter di medan, karena suami sengaja menunda hubungannya, banyak istri tidak menikmati seks. padahal, pasangannya itu masih muda.

14 November 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERKAWINAN merupakan lembaga yang mengesahkan hubungan seks. Sah secara hukum, agama, dan adat. Tapi rupanya masih ada istri yang dipuasakan seksnya. Menurut Dokter Baren Ratur Sembiring, 50,59% dari 680 responden yang disurvainya hanya sekali sebulan melakukan hubungan intim dengan suaminya. Bila jadwalnya kian longgar, menurut Baren, pada waktu melakukannya lagi, si istri, karena tidak biasa, bisa frigid. "Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pengakuan 60% responden," ujar ahli kandungan dan peneliti problem seks di Medan itu. Kondisi ini memprihatinkan, mengingat responden umumnya muda, yaitu sekitar 31 tahun. "Seharusnya usia semuda itu kemampuan seksnya mencapai puncak," kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) itu. Apalagi melihat usia perkawinan mereka yang rata-rata delapan tahun, punya tiga anak, penghasilan suaminya lumayan. Jikapun dianggap kekurangan, adalah pendidikan istri, yaitu tamatan SLP (72,8%), sisanya lulusan sekolah dasar, dan alumni perguruan tinggi. Baren, yang mengisi acara kesehatan di TVRI Stasiun Medan itu, kerap menerima surat perihal seks. Surat itu tidak mungkin dijawabnya di televisi. Sejak tiga tahun silam, dokter berusia 42 tahun ini juga berceramah sekitar kehidupan seks yang harmonis dalam perkawinan, enam sampai sepuluh kali sebulan. Agustus silam ia menggelar topik tentang kesehatan seksual di kalangan perempuan. Dalam lima kali ceramahnya, ia mengundang anggota lima organisasi wanita di Medan yang suaminya berstatus pegawai negeri. Tiap ceramah dihadiri sekitar 200 pengunjung. Di situ ia menabur kuesioner. Dari ribuan lembar pertanyaan itu cuma 680 yang kembali. Hasil itu kemudian diungkapkan Baren pada pertemuan Perkumpulan Andrologi Indonesia (Pandi) di FK USU, akhir Oktober barusan. Supaya klop, menurut Baren, nanti ia juga akan mengadakan penelitian lanjutan, misalnya, tentang perilaku seks suami. Lima parameter yang diukur, antara lain, menyebutkan bahwa dalam hal selang waktu senggama, 82 responden menjawab melakukan sekitar tiga hari sebelum menjawab kuesioner itu, 111 responden sepekan yang lalu, 143 dua pekan silam, 205 lagi baru melakukannya tiga pekan lampau, 79 responden mengatakan sudah sebulan tidak didekati suaminya, dan 60 istri menjawab sudah lewat sebulan menganggur. Kesimpulannya, 50,59% responden melakukan hubungan seks sekali dalam tiga minggu, atau sampai lebih dari sebulan. Dari jumlah itu, 60% responden tanpa menduga suami mengajaknya untuk bersebadan. "Ini menyedihkan. Sudah tiga minggu sekali, tidak bisa menikmati pula," kata Baren. Maka, tidak heran bila lebih dari separuh responden tidak pula mencapai orgasme. Bagaimana suasana hati istri saat akan bersenggama? Ternyata, 258 menjawab dengan "tidak ada masalah", 129 "lupa", dan 293 responden mengatakan ada yang mengganjal karena konflik dengan suami belum damai, tapi buru-buru diajaknya ke kamar. "Mau ditolak, ia kan suami awak," ujar seorang responden. Problem seksual itu muncul, menurut Baren, karena komunikasi yang tidak lancar. Apalagi si suami sudah membunuh romantismenya. Dan banyak responden mengatakan takut serta malu mengemukakan kebutuhannya itu pada suami. "Padahal, rindunya setengah mati," kata ayah tiga anak itu. "Sebaliknya, suami maunya tancap gas saja, tanpa memikirkan kondisi istrinya." Sebenarnya, komunikasi itu adalah kunci soal, yang biasanya dimulai dengan intro seperti pada permainan musik. Dengan keterbukaan dan saling pengertian, kendala itu bisa diatasi. Sedangkan komunikasi yang tersendat akhirnya berekor sampai ke peraduan. Contohnya, Delviana (nama samaran) yang berusia 32 tahun itu. Ia telah sembilan tahun menikah dan punya dua anak. Hidup keluarganya berkecukupan. Mereka tinggal di kompleks perumahan elite. Sejak lima tahun silam, entah kenapa, suaminya yang berusia 34 tahun dan pejabat di sebuah bank itu tertutup. Kalau ditanya, jawabannya selalu tidak jelas. Lama-lama Delviana malas pula bertanya, "Kau kok begitu, Abang?". Hubungan seks yang dulu dua kali seminggu kini sekali dua minggu, dan pernah sekali sebulan. Toh Delviana tidak minta cerai. "Siapa sih yang tidak butuh, tapi sampai hari ini aku belum menemukan lelaki yang cocok. Aku tidak pernah bergaul dengan lelaki selain suamiku," katanya. Lain lagi dengan Anita, 35 tahun. Istri pejabat ini dalam beberapa tahun ini jarang digauli suaminya. Karena itu ia melampiaskan seksnya dengan seorang pemuda berusia 30-an. Namun, ia merasa berdosa. "Dan akhirnya saya tidak bisa lagi menikmati bersebadan dengan suamiku sendiri," ujarnya. Berapa kali sebaiknya hubungan seks dilakukan? Menurut Doktor Wimpie Pangkahila, ahli seks alumni Universitas Washington, AS, itu "tergantung kesepakatan". Kalau menurut istri kurang, kemukakan saja pada suami. "Hanya mitos yang bilang libido seks lelaki lebih besar daripada perempuan. Sebetulnya sama saja," katanya. Eti (bukan nama sebenarnya), 27 tahun, karyawati di sebuah penerbitan, baru setahun menikah. Mereka tidak rutin berhubungan. Sementara ini memang tak ada persoalan di antara mereka. "Kalau lagi mau, sekali dua minggu. Bisa pula dalam sebulan tidak berhubungan, ya tidak apa-apa," katanya. Maklum, jarak dari rumah ke kantor lumayan jauh. Dan begitu tiba di rumah pasangan yang bekerja ini sudah letih. Sri Pudyastuti R. (Jakarta) dan Sarluhut Napitupulu (Medan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus