Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Proyek Strategis Nasional (PSN) Pulau Tanjung Sauh Batam akan merelokasi sekitar 200 kepala kelaurga (KK). Pihak perusahaan memastikan warga sudah menerima relokasi yang diberikan perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chairman Panbil Group perusahaan yang akan mengelola PSN Tanjung Sauh, Johanes Kennedy Aritonang mengatakan komunikasi perusahaan dengan masyarakat terdampak sampai saat ini berlangsung dengan baik. "Penduduk di sana menerima dengan rencana kegiatan (PSN) ini," kata Johanes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan setidaknya ada sekitar 200 kepala keluarga yang terdampak proyek PSN tersebut. Rencananya mereka akan direlokasi ke Pulau Ngenang yang tidak jauh berada dari Pulau Tanjung Sauh.
"Kami minta sama penduduk jangan pindah sekarang, kami berharap selama proses pembangunan berlangsung mereka dilibatkan, jadi mereka juga ikut serta," kata dia.
Ia melanjutkan, warga yang direlokasi akan mendapatkan rumah dan uang ganti bangunan rumah panggung yang ditempati sekarang di lokasi PSN. "Sebenarnya sebagian besar sudah mau pindah, tetapi kami bilang jangan dulu, agar tidak sepi di sana (Pulau Tanjung Sauh)," kata Johanes.
Ia juga memastikan warga yang terdampak sebenarnya bisa memilih tempat relokasi apakah di darat atau di pesisir lagi. "Sekarang tidak terlalu masalah untuk relokasi, karena tidak banyak penduduknya, sebagian besar pada mau di darat, yang suku laut akan kami siapkan sesuai yang dibutuhkan (mereka) nanti," kata dia.
Pemerintah berencana membangun PSN Tanjung Sauh dengan target investasi Rp199 triliun. Kawasan pulau berukuran 800 hektar ini akan dibangun pelabuhan dan industri lainnya.
Saat ini terdapat tiga kampung di Pulau Tanjung Sauh, Batam. Dampak dari proyek PSN ini mereka akan di pindahkan ke Pulau Ngenang, dua dari tiga kampung merupakan kampung suku laut.