Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk terus menggenjot pembangunan sejumlah fasilitas pendukung di kawasan destinasi wisata baru, Tanjung Lesung, Banten. Pengelola dari kawasan industri Cikarang, Banten dan Kendal, Jawa Tengah ini menargetkan 10 ribu kamar hotel sudah selesai dibangun hingga tiga tahun kedepan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami kerjasama dengan Cina dan Jepang untuk pembangunannya agar cepat," kata Kepala Jababeka Group, Setyono Djuandi Darmono di Jakarta, Kamis, 4 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Damono, Jababeka baru menyelesaikan pembangunan 300 kamar hotel dari 2015 hingga 2018. Namun, fasilitas penginapan kecil lainnya di kawasan Tanjung Lesung sudah ikut dibangun oleh pengusaha lain. "Ini yang belum bisa dihitung jumlahnya."
Presiden Joko Widodo alias Jokowi awal 2015 lalu, sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Melalui anak perusahaan, PT Banten West Java, PT Jababeka Tbk juga telah membangun kawasan marina dengan fasilitas cottage sebanyak 100 unit. "Perseroan ingin menjadikan Tanjung Lesung sebagai destinasi wisata kelas dunia," kata Damono pada 6 April 2015 lalu.
Adapun sejak diresmikan Jokowi, Damono mengakui kegiatan perekonomian di kawasan pesisir barat Banten tersebut terus menggeliat. Tak hanya penginapan dan hotel-hotel kecil, sejumlah restoran pun mulai hadir di sepanjang jalan menuju kawasan tersebut.
Damono menilai kawasan Tanjung Lesung menjadi aset penting bagi Indonesia dan Banten untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Keindahan kawasan Tanjung Lesung, ujarnya, bisa dibandingkan dengan keindahan Nusa Penida di Pulau Bali. "Ini Nusa Penida-nya Banten," kata Damono.
Jika Tanjung Lesung yang hanya seluas Rp 1.500 hektar benar-benar bisa digarap dengan optimal, Ia meyakini efek berantainya akan dirasakan oleh seluruh penduduk Banten. Namun syaratnya, fasilitas pendukung maupun akses menuju kawasan tersebut benar-benar harus dibangun.
Ia mengharapkan pemerintah bisa membangun sebuah banda udara kelas Internasional di dekat kawasan tersebut. Jika ditargetkan turis asing yang datang setiap tahun bisa mencapai satu juta wisatawan, Ia meyakini biaya pembangunan bandara juga bisa balik modal dalam waktu yang tidak terlalu lama. "Ini jika benar-benar ingin menjadikan Tanjung Lesung jadi destinasi internasional," ujarnya.