Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan aplikasi penyewaan kamar hotel online rupanya membuat harga sewa rata-rata kamar hotel turun drastis. Bisnis perhotelan di Jawa dan Bali merupakan yang paling terdampak akibat semakin banyaknya aplikasi penyewaan kamar.
"Dari segi penambahan tamu memang rata-ratanya meningkat. Tapi, dari segi pendapatan, terjadi penurunan sekitar 5-10 persen," kata Alexader Nayoan, Chairman Jakarta Hotel Association, Rabu, 11 Oktober 2017.
Penurunan pendapatan merupakan imbas dari harga rata-rata sewa kamar yang turun karena pelanggan mulai beralih ke aplikasi penyewaan kamar secara online. Aplikasi penyewaan kamar secara online yang dimaksud misalnya Airbnb, Airyroom, dan Reddoorz.
Baca: Okupansi Hotel di Indonesia Menurun, Ini Penyebabnya
Perilaku konsumen yang berubah dalam pemesanan kamar hotel mendorong pelaku industrinya mencari cara lain untuk mengakali pengeluaran. Salah satunya mengurangi tenaga resepsionis karena dirasa membebani.
"Saat ini para mitra kami pun lebih memilih memesan kamar lewat aplikasi," kata Alexander. "Sebelumnya mereka yang menawarkan harga, sekarang kebalik, jadi kami yang menawarkan."
Alexander menambahkan, target Kementerian Pariwisata mendatangkan 20 juta turis asing akan sulit tercapai jika investasi industri perhotelan seret. "Jika menilai dari sudut pandang obyektif, iya pariwisata tumbuh, terutama di wilayah timur dan utara Indonesia, karena banyak turis menyasar ke sana. Tapi, dari sudut pandang subyektif, kami pelaku bisnis perhotelan ingin teriak," tuturnya.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini