Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat penyaluran kredit hingga triwulan II 2018 mencapai Rp 794,3 triliun atau tumbuh 15,5 persen secara year on year (yoy). Meski begitu, BRI masih memiliki tugas berat karena rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) masih cukup tinggi.
Baca juga: Kredit BRI Tumbuh 15,5 Persen, Porsi Kredit UMKM 75,9 Persen
"Kalau terlalu tinggi kami memang tidak nyaman," kata Direktur Utama Bank BRI Suprajarto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Selasa, 31 Juli 2018. Hingga triwulan II 2018, LDR Bank BRI tercatat berada di level 95 persen.
Ia mengatakan tingginya nilai LDR ini tidak hanya dialami oleh BRI, tapi juga bank lainnya. Nilainya pun, menurut dia, relatif sama kecuali PT Bank Negara Indonesia yang cukup berhasil mengendalikan LDR di level 85 persen. "Tapi kami terus berupaya mencapai LDR yang paling ideal."
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan LDR perbankan nasional naik sejak awal 2018. Pada Januari 2018, LDR berada di level 89,1 persen. Angka ini kemudian naik menjadi 89,21 persen pada Februari 2018 dan naik tipis 0,1 persen secara yoy.
Menurut OJK, tingginya LDR perbankan ini diakibatkan pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK yang lebih kencang ketimbang kredit. Dari data otoritas per Februari 2018, DPK tumbuh 8,44 persen atau lebih tinggi ketimbang kredit yang hanya 8,22 persen yoy.
Tapi walau LDR sangat tinggi, pertumbuhan DPK BRI di triwulan II 2018 ini ternyata masih berada di bawah kredit. DPK tumbuh Rp 838 triliun di triwulan II 2018 atau tumbuh 9,11 persen yoy. Angka ini masih di bawah pertumbuhan kredit sebesar 15,5 persen.
Ke depan, BRI akan tetap mempercepat pertumbuhan kredit dan menstabilkan pertumbuhan DPK. BRI akan sedikit menahan kredit di segmen korporasi. BRI tetap berkomitmen meningkatkan porsi kredit untuk UMKM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini