Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Nilai realisasi investasi sepanjang semester pertama tahun 2022 di Jawa Tengah mencapai Rp 39,19 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jawa Tengah Ratna Kawuri mengatakan investasi itu bersumber dari realisasi non usaha mikro dan kecil atau UMK berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal senilai Rp 27,02 triliun dan UMK sebesar Rp 12,17 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Investasi di sektor non UMK didominasi penanaman modal asing atau PMA. Tercatat realisasi PMA Rp 16,3 triliun dan penanaman modal dalam negeri Rp 10,72 triliun.
Jepang menjadi negara penyumbang investasi tertinggi di Jawa Tengah senilai US$ 525.209. Nilai itu 46,23 persen dari total investasi di Jateng pada semester pertama 2022. Kemudian disusul Korea Selatan dengan nilai US$ 166.410, Singapura US$ 85.183, Hong Kong US$ 60.850, dan Cina US$ 54.790.
Ratna mengatakan, pada periode yang sama jumlah tenaga kerja yang terserap ada 116.067 pekerja. "Dengan jumlah proyek mencapai 8.298," kata dia pada Selasa, 30 Agustus 2022.
Jumlah itu melebihi serapan pekerja di Jawa Tengah sebelum pandemi Covid-19 melanda. Pada 2018 lalu tercatat serapan tenaga kerja 112.883 pekerja dan 2019 terserap 114.743 pekerja.
Menurut Ratna, alasan investor menanamkan modal di Jateng karena ketersediaan infrastruktur dan tenaga kerja. "Iklim usaha kondusif didukung oleh sifat dan sikap pekerja asal Jawa Tengah yang baik," ujarnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.