Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan menuturkan pemerintah terus mendorong pemanfaatan tenaga surya. Dia menggunakan dua pendekatan untuk mengembangkan energi ini sebagai sumber listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jonan menuturkan pihaknya menjalin kerja sama dengan swasta terkait dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). "Kami memberikan wewenang kepada pengembang swasta untuk mengembangkan PLTS sesuai lokasi yang direncanakan pemerintah atau bersama PLN," kata dia di Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa, 16 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menuturkan PLTS saat ini belum menunjukkan perkembangan yang terlalu baik karena kapasitasnya masih kecil. Meski begitu, harganya dinilai sudah semakin kompetitif. PLTS diharapkan berkembang dengan sentimen tersebut.
Selain mendorong pembangunan PLTS, pemerintah mendorong pemanfaatan tenaga surya melalui sistem panel surya. Tenaga yang dihasilkan dapat digunakan sebagai listrik alternatif.
Dia berharap gedung-gedung pemerintah dan bangunan seperti bandara dan stasiun, bisa menggunakan panel surya di atapnya. Begitu juga dengan rumah tangga.
Di desa-desa yang belum mendapat akses listrik, pemerintah telah memasang panel surya untuk menerangi rumah penduduknya. "Panel yang dipasang di setiap rumah bisa menghasilkan listrik untuk empat lampu setara 60 MW dan colokan handphone. Untuk televisi sementara belum bisa," ujarnya. Pemasangan tersebut diberikan secara gratis oleh pemerintah.
Jonan menuturkan biaya untuk memasang panel surya di satu rumah mencapai Rp 2 juta. Saat berbicara dalam acara Festival Iklim di Manggala Wanabakti, dia mengajak para menteri yang hadir menyisihkan dananya untuk membiayai instalasi panel surya di desa yang belum mendapat listrik.
"Uangnya disumbangkan ke saya daripada untuk rapat-rapat dan pergi-pergi," kata Jonan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo yang hadir dalam festival tersebut.