Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan Kementeriannya berencana membangun Borobudur Highland di Kabupaten Purworejo. Rencana ini sejalan dengan penataan kawasan destinasi wisata Candi Borobudur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga menjelaskan Borobudur Highland merupakan destinasi terpadu yang akan mengintegrasikan sejumlah desa wisata. “Jadi desa-desa wisata juga akan kita libatkan,” kata Sandiaga dalam keterangan yang disampaikan pada Sabtu, 143 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Borobudur Highland mencakup kawasan wisata seluas 309 hektare di perbukitan Menoreh, Kabupaten Purworejo. Lokasi ini berjarak sekitar 12 kilometer dari Candi Borobudur ke arah barat.
Dengan pembangunan Borobudur Highland, spot wisata di kawasan tersebut tidak akan lagi berpusat di Candi Borobudur. Sementara itu, pemerintah akan mengatur kunjungan turis di Candi Borobudur agar tidak membeludak lantaran daya tampungnya terbatas.
Menurut Sandiaga, Borobudur Highland akan membuka peluang usaha bagi masyarakat lokal. Pengembangan kawasan tersebut akan berbasis teknologi augmented reality dan virtual reality.
“Ini akan menghadirkan pariwisata yang lebih personalized, customized, localized, dan smaller in size,” kata Sandiaga.
Pengembangan kawasan desa wisata terintegrasi diyakini mampu menyerap tenaga kerja lantaran pengelola membutuhkan pemandu wisata dalam jumlah banyak. Namun, pemandu wisata harus menguasai berbagai bahasa, narasi, dan sejarah candi.
Karena itu, Sandiaga menyebut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menggelar pelatihan yang bekerja sama dengan Kampus Merdeka serta perusahaan berbasis teknologi mulai Juli mendatang. "Kita berharap ada peningkatan kualitas SDM dan penyerapan tenaga kerja seluas-luasnya dan sebesar-besarnya," ujar dia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengungkapkan telah terjadi tekanan besar terhadap struktur Candi Borobudur akibat peningkatan jumlah pengunjung. Pada 2019, jumlah kunjunhan turis di Candi Borobudur tercatat lebih dari 3,3 juta orang. Angka ini setara dengan 8.000 orang per hari.
Padahal berdasarkan hasil studi Balai Konservasi Borobudur, idealnya Candi Borobudur hanya dikunjungi 128 orang per hari. Karena itu, pemerintah memutuskan menata ulang Candi Borobudur dengan fokus utama meningkatkan potensi wisata berkualitas.
“Berdasarkan rapat koordinasi sebelumnya, isu dan tindak lanjut yang menjadi perhatian adalah aksesibilitas dan konektivitas, amenitas, atraksi, dan fasilitas penunjang yang dapat meningkatkan nilai pariwisata di Borobudur,” kata Luhut.
Luhut meminta universitas di sekitar kawasan Candi Borobudur dilibatkan untuk melakukan studi terkait candi. Dengan begitu, timbul rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan kawasan wisata.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA