Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sekarat di soroako

Lebih 10% karyawan inco diberhentikan, bahkan kemungkinan akan ditutup sementara, akibat harga nikel di pasaran dunia jatuh karena resesi dunia. (eb)

30 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INCO Indonesia kempas-kempis? Nampaknya begitu. PMA nikel di Soroako itu, anak perusahaan Inco Ltd. di Toronto, pertengahan September lalu terpaksa memberhentikan 426 dari 3.600 karyawannya (Indonesia). Tenaga asing yang tadinya 88 orang, juga sudah berkurang 30%. Sedang produksi nikelnya uhun ini diperkirakan hanya akan mencapai 13.575 ton, 27% dari rencana kapasitas produksi semula yang 50.000 ton setahun. Sebabnya, siapa lagi kalau bukan itu resesi dunia, yang mendorong harga nikel jatuh terperosok. "Dalam dua-tiga uhun mendaung, pasaran nikel masih tetap belum baik," kata Hitler Singawinata. Toh Wakil Dir-Ut Inco Indonesia itu, kepada TEMPO, memperkirakan dalam lima uhun mendatang, perusahaannya "akan bekerja 60% dari kapasitas penuh." Kapasitas "penuh" itu, pada 1980, telah diturunkan menjadi 40.000 metrik ton. Tapi gambaran yang pesimistis telah diungkapkan oleh Cyril Williams, Manajer Keuangannya. Inco Indonesia, kata Williams kepada The Asian Wall Stree Journal baru-baru ini, "mungkin perlu mempertimbangkan penutupan sama sekali, untuk sementara." Suatu tindakan drastis, yang menurut dia, belum direncanakan induknya. DAN sang induk di Toronto ternyata sudah mengetatkan ikat pinggangnya. Menderita kerugian US$ 140,5juta selama sembilan bulan tahun ini-terbesar selama 50 tahun-- penjualannya dalam tiga kuartal itu tercatat jatuh dengan 33%, menjadi US$ 981 juta dari US$ 1,47 milyar periode yang sama tahun lalu. Nikel terutama digunakan untuk besi tahan karat stainless steel), dan Inco juga dikenal menghasilkan cukup banyak tembaga, logam mulia dan cobalt. Permintaan akan ketiga produksinya itu juga secara beruntun merosot kurang lebih sejak dua tahun terakhir. Maka usahanya di Guatemala ditutup, juga yang di Sudbury, Ontario, sejak awal Juni lalu untuk masa kurang lebih sepuluh bulan. Lalu produksi di pabriknya di Manitoba, Kanada, akan dihentikan selama empat bulan mulai 1 November, dan Inco Electro Energy Corporation yang merugi terus, dinyatakan gulung tikar. Akibatnya, program pengurangan buruh terus berlangsung di 'keluarga besar' Inco. Kalau tahun lalu buruh yang diberhentikan sudah sebanyak 2.300, maka tahun ini direncanakan mencapai lebih dari 3.000. Dan apa ihwal yang dianggurkan di Inco, Sulawesi Selatan? Wakil Dir-Ut Hitler tak menjarnin jumlah yang sudah diberhentikan itu tak akan membesar. Sejak beroperasi di Indonesia tahun 1968, menurut Hitler, perusahaan nikel itu belum pernah untung. "Tahun ini diperkirakan akan rugi US$ 59 juta," kata Hitler.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus