Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 ini telah menyebabkan harga jual ikan tangkapan nelayan di sejumlah daerah jatuh. Salah satunya nelayan di Pulau Kodingareng, Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum pandemi, harga ikan tenggiri dihargai Rp 45 sampai 60 ribu per kilogram. "Sekarang Rp 25 ribu per kilo," kata Zakia, Istri dari nelayan di Pulau Kodingareng dalam konferensi pers Koalisi Selamatkan Laut Indonesia, Jumat, 24 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zakia hadir sebagai narasumber untuk menyampaikan keluhan yang dialami nelayan Pulau Kodingareng saat ini. Selain harga ikan yang jatuh, mereka juga kesulitan mencari ikan.
Salah satu penyebabnya adalah pengerukan pasir laut dalam proyek Makassar New Port (MNP). Ini adalah proyek strategis nasional pemerintahan yang diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 22 Mei 2015.
Penanggung jawab proyek ini adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). Mereka menggandeng PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau yang biasa dikenal PT PP. PP pun bermitra dengan Royal Boskalis Wastminster N.V., perusahaan asal Belanda.
Sebelum Boskalis datang, nelayan mengklaim bisa membawa pulang 5 hingga 10 ekor ikan tenggiri. Kini, mereka hanya bisa dapat 1 ekor. "Kadang ga ada kami dapat," kata Zakia. Di lokasi, ribuan nelayan yang menggantungkan hidupnya dari ikan di luat.
Sejak 21 Juni 2020, Pelindo IV sudah memberikan penjelasan soal ini. Senior Manager Fasilitas Pelabuhan Pelindo IV Arwin mengatakan proyek MNP sudah sesuai dengan prosedur yang ada. "Kami selalu berupaya untuk mengikuti prinsip taa aturan," kata dia.
Tak hanya di Makassar, sebanyak 7 ribu lebih nelayan di Padang, Sumatera Barat juga mengurangi frekuensi melaut. Selain minimnya pembeli, harga ikan juga mengalami penurunan.
"Penurunan sampai 25 persen," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, Guswardi, pada April 2020. Akibatnya pendapatan nelayan pun berkurang, terutama nelayan yang hanya menerima upah dari pemilik kapal.
FAJAR PEBRIANTO