Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menceritakan pengalamannya ketika disuntik vaksin Covid-19. Suharso mengatakan sempat grogi lantaran ia tergolong kelompok lanjut usia atau lansia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya biasa disuntik. Tapi suntiknya kali ini enggak tegak lurus. Saya grogi pas pertama-tama,” ujar Suharso dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Senin, 22 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian setelah divaksin, Suharso mengungkapkan tak ada masalah yang ia alami. Dia juga tidak merasakan adanya perubahan atau efek buruk dari vaksinasi.
Suharso pun mengajak masyarakat untuk bersiap-siap menerima vaksin Covid-19. Ia menjamin vaksin yang dimiliki pemerintah saat ini, yakni Sinovac produksi perusahaan Sinovac Biotech asal Cina, telah melalui tahap uji klinis dan uji kehalalan.
“Divaksin itu boleh kok, enak lho, dan keren. Kalau enggak divaksin enggak keren,” katanya.
Pemerintah menargetkan vaksin Covid-19 telah menjangkau 182 juta penduduk dalam 15 bulan mendatang. Suharso mengatakan pemerintah akan mendatangkan stok vaksin sebanyak 480 juta dosis untuk dua kali penyuntikan per orang dengan 15 persen stok lebih sebagai cadangan.
Setelah proses vaksin berjalan, ia berharap Indonesia dapat segera mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity sebanyak 70 persen. Dengan demikian, pemulihan kegiatan ekonomi dapat berlangsung lebih cepat.
Dalam proses vaksinasi, Kepala Bappenas ini berharap masyarakat tidak mendebatkan efektivitas Sinovac lantaran telah terbukti secara ilmiah. “Saya dengar ada yang meragukan, berdebat, tidak mau divaksin. Saya kira ilmu itu masa kalau sudah diyakini oleh banyak orang dan dibuktikan dan dibuktikan secara halal mestinya bisa diterima,” ujarnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA