Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi kebakaran dan ledakan tungku smelter terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang beroperasi di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Insiden pada 24 Desember 2023 itu menyebabkan 11 pekerja Indonesia dan 8 Tenaga Kerja Asing atau TKA Cina meninggal. Selain itu, 39 pekerja luka-luka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum genap sepekan, insiden kebakaran dan ledakan tungku smelter serupa juga terjadi di pabrik pengolahan nikel milik PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Tepatnya pada Kamis, 28 Desember 2023, peristiwa tersebut merupakan kejadian kesekian kalinya yang menimpa perusahaan asal Cina itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah politikus dan pengamat memberikan pendapatnya atas kecelakaan tersebut.
Adian Napitupulu
Anggota Komisi VII DPR Adian Napitupulu meminta agar pengusutan penyebab ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) segera dilakukan.
"Pelibatan pihak-pihak yang memahami smelter dan prosesnya juga harus dilakukan. Hal ini perlu agar proses produksi terus bisa berjalan dan pekerja bisa bekerja dalam suasana kerja yang aman dari peristiwa serupa," kata Adian pada Jumat 29 Desember 2023.
Choirul Anam
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Juru Kampanye Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo–Mahfud MD, Choirul Anam. Menurutnya, kecelakaan yang terjadi di pabrik smelter nikel itu bukanlah yang pertama kali terjadi. Hal itu membuat pemerintah harus melakukan audit.
“Perlu dilakukan audit untuk akuntabilias, audit untuk lingkungan hidup, dan audit untuk penghormatan HAM, termasuk di dalamnya keselamatan dan keamanan kerja,” ujarnya pada 24 Desember 2023.
Muhaimin Iskandar
Calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merasa prihatin atas kejadian itu. Menurut Cak Imin, kecelakaan itu terjadi karena masih adanya keteledoran dalam penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
"Ya kita prihatin sedih," katanya usai ditemui giat Dialog Mahasiswa di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Ahad, 24 Desember 2023. Selain politikus, beberapa pengamat juga mengungkapkan nada yang kurang lebih sama.
Mohammad Ali
Ketua Aliansi Reforma Agraria (AGRA), Mohammad Ali, mendorong pemerintah untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap smelter-smelter yang sedang beroperasi di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Ali menyampaikan keprihatinan dan turut berduka cita atas peristiwa tersebut. Namun, dia juga menekankan bahwa insiden hari ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab.
“Pemerintah harus melakukan investigasi atas kecelakaan itu dan bertanggung jawab karena mengundang investasi atas nama hilirisasi tapi banyak pihak dikorbankan”, kata Ali dalam konferensi pers virtual yang disiarkan langsung di kanal YouTube PBHI Nasional pada Ahad, 24 Desember 2023.
Fahmy Radhi
Fahmy Radhi, seorang pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) juga memberikan tanggapan terhadap insiden kebakaran tersebut.
Fahmy menyatakan bahwa kejadian tersebut mengindikasikan bahwa para investor smelter telah mengabaikan standar keamanan pertambangan.
Dalam keterangannya pada Senin, 25 Desember 2023, Fahmy menekankan bahwa terdapat bukti yang menunjukkan bahwa pemerintah lebih mementingkan kepentingan investor daripada keselamatan kerja para karyawan.
Fahmy juga menyoroti bahwa penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) seharusnya mengacu pada standar internasional, bukan standar nasional atau Cina. Dia berpendapat bahwa investor asal Cina cenderung untuk meminimalkan biaya, termasuk biaya keselamatan dalam kegiatan penambangan.
"Jangan lebih mementingkan masuknya investor smelter dengan mengabaikan safety system," katanya.
ANANDA BINTANG I RIANI SANUSI PUTRI I ADE RIDWAN YANDWIPUTRA I TIKA AYU I DEFARA DHANYA PARAMITHA