Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Susatyo melontarkan dua pantun soal calon presiden (capres) Joko Widodo atau Jokowi dan capres Prabowo Subianto saat mengakhiri pidatonya pada penutupan Sidang Paripurna DPR RI di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.
Baca juga: Jokowi: Pembangunan Manusia Jadi Investasi untuk Indonesia Maju
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua pantun yang dibacakan Bambang Soesatyo membuat anggota DPR RI dan DPD RI yang hadir pada rapat paripurna tertawa. "Pak Jokowi peka bencana, pergi ke Lombok nginap di tenda, Kiai Ma'ruf Amin ibarat buah kelapa, tidak muda tapi banyak saripatinya," ujar Bambang. Anggota DPR RI dan DPD RI yang mendengarnya pun tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia lalu melanjutkan pantun kedua, "Pak Prabowo ketua Gerindra, sering terima tamu di Kertanegara, Publik mengira akan tunjuk ulama, ternyata wakil yang tak disangka." Pantun itu kembali memancing tawa anggota DPR RI dan DPD RI.
Pantun yang dilontarkan Bamsoet maksudnya untuk membuat anggota DPR RI dan DPD RI yang sudah mengikuti rapat paripurna sejak pagi, bisa kembali tertawa meskipun sudah lelah.
Dalam pidato keuangan itu, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah rencana belanja negara tahun depan dan pencapaian di 2018. Belanja negara ditargetkan mencapai Rp 2.439,7 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019. "Sekitar 15 persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia," ujar Jokowi saat pembacaan nota keuangan di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.
Jumlah tersebut 10 persen lebih tinggi dari perkiraan realisasi belanja negara di tahun 2018. Angka tersebut juga meningkat 37,3 persen jika dibandingkan dengan belanja negara di tahun 2014, sebesar Rp1.777,2 triliun.
Jokowi berujar pemerintah bakal terus meningkatkan kualitas belanja negara, serta fokus untuk memacu perekonomian dan menciptakan kesejahteraan rakyat yang makin merata dan adil. Oleh karena itu, belanja negara pada tahun 2019 akan diarahkan pada upaya penguatan program perlindungan sosial, peningkatan kualitas sumber daya manusia, percepatan pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan penguatan desentralisasi fiskal.
Sementara, pada sisi pendapatan, pemerintah bakal tetap berupaya menggali sumber pendapatan secara realistis dan berkeadilan, menjaga iklim investasi, melakukan konservasi lingkungan, dan melakukan perbaikan kualitas pelayanan publik.
Pendapatan Negara dan Hibah, ujar Jokowi, diperkirakan sebesar Rp 2.142,5 triliun. Pendapatan itu meliputi penerimaan perpajakan sebesar Rp1.781,0 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp361,1 triliun, dan Hibah sebesar Rp0,4 triliun. Pendapatan Negara dan Hibah di tahun 2019 itu mengalami kenaikan 12,6 persen dari perkiraannya di tahun 2018.
"Bahkan naik 38,2 persen dari Pendapatan dan Hibah di tahun 2014, sebesar Rp1.550,5 triliun," ujar Jokowi.
Dari sisi perpajakan, ujar Jokowi, arah kebijakan tahun 2019 dilakukan dengan mengumpulkan sumber pendapatan negara dari kegiatan ekonomi nasional, serta terus mendorong peningkatan kepatuhan melalui reformasi administrasi perpajakan yang lebih sederhana dan transparan.
Dengan kebijakan itu, serta melihat perkembangan positif penerimaan perpajakan, didukung momentum pertumbuhan ekonomi, Jokowi berharap rasio pajak tahun 2019 dapat mencapai 12,1 persen terhadap PDB alias naik 11,6 persen dari perkiraan di tahun 2018.
ANTARA I CAESAR AKBAR