Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sinyal Pasar: Merosotnya Nilai Rupiah Belum Ada Obatnya

MEROSOTNYA nilai rupiah dalam sebulan terakhir ini memang mencemaskan.

18 Maret 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEROSOTNYA nilai rupiah dalam sebulan terakhir ini memang mencemaskan. Tapi jangan cuma terperenyak karena gejolak jangka pendeknya. Yang tak kalah penting adalah kecenderungannya pada jangka lebih panjang. Dalam lima tahun terakhir, nilai rupiah terus tergerus merambat turun. Kecenderungan itu terjadi karena belum ada obat jitu mengatasi akar masalah merosotnya nilai rupiah, yakni defisit neraca transaksi berjalan (NTB) yang konsisten membebani ekonomi sejak 2012.

Sederhananya, NTB adalah perhitungan uang keluar-masuk ketika ekonomi Indonesia berinteraksi dengan dunia luar. Tentu saja transaksi itu menggunakan valuta asing, dalam hal ini umumnya menggunakan dolar Amerika. Ketika mengekspor barang dan jasa, Indonesia menerima dolar dan sebaliknya mengeluarkan dolar ketika harus membayar impor.

Jatuhnya harga komoditas membuat penerimaan ekspor menurun sejak 2012. Sementara itu, impor Indonesia justru konsisten naik. Terakhir, Indonesia menikmati surplus NTB US$ 1,68 miliar pada 2011. Sejak itu, Indonesia terus memikul beban defisit. Yang terdalam terjadi pada 2013, minus US$ 29,1 miliar. Tahun lalu angkanya negatif US$ 17,29 miliar.

Tentu saja harus ada ganjal agar Indonesia tidak kehabisan dolar yang tergerus defisit itu. Salah satu sumber dolar terbesar adalah aliran investasi portofolio yang masuk melalui pasar keuangan. Dalam lima tahun terakhir, aliran masuk paling deras terjadi pada 2014 senilai US$ 26 miliar lebih. Tahun lalu aliran ini juga masih besar, US$ 20,66 miliar. Inilah salah satu sebab mengapa cadangan devisa Indonesia masih naik ketika neraca transaksi berjalan mengalami defisit.

Kesimpulannya jelas: baik-buruknya nasib ekonomi Indonesia, dan tentu termasuk nilai rupiah, sangat bergantung pada sentimen yang sedang menggantung di pasar keuangan global. Di sinilah Indonesia bersaing keras dengan sesama negara berkembang agar tetap menjadi tujuan investasi favorit. Selama ada dana portofolio yang masuk lewat pasar, selamatlah kita.

Pernah terjadi, aliran dana portofolio itu mendadak surut menjadi negatif US$ 2,1 miliar sepanjang kuartal III 2015. Akibatnya, rupiah langsung terpuruk melampaui 14.700 per dolar. Untungnya, ketika itu kaburnya dana portofolio hanya berlangsung singkat. Aliran masuk segera pulih sehingga secara neto pada 2015 aliran dana portofolio masih positif US$ 16,2 miliar.

Apakah episode kuartal III 2015 itu kini sedang terjadi lagi? Jika ya, nilai rupiah berpotensi terus merosot makin dalam. Bank Indonesia belum mempublikasikan statistik pergerakan aliran investasi portofolio dalam sebulan terakhir. Tapi investor bisa mencermati beberapa petunjuk: nilai obligasi negara yang dikuasai investor asing dan penjualan neto saham asing di bursa.

Sampai awal Februari 2018, nilai obligasi negara yang dimiliki asing terus tumbuh, sejalan dengan aliran masuk investasi portofolio ke Indonesia. Tapi, setelah mencapai puncaknya pada Rp 861,4 triliun per 5 Februari 2018, nilai obligasi negara yang dikuasai asing terus merosot hingga Rp 826,6 triliun pada 14 Maret 2018. Di bursa saham, dana asing yang keluar juga deras. Sejak awal 2018 hingga Jumat siang pekan lalu, dana asing yang mengalir keluar sudah Rp 16,2 triliun.

Jika tren ini benar-benar berlanjut, situasi bisa runyam. Ketika defisit NTB masih kronis menggerogoti, investasi portofolio yang selama ini menjadi penyelamat malah keluar. Kondisi ini tak akan terobati dengan operasi moneter Bank Indonesia. Selain amunisinya terbatas, operasi itu ibarat obat penurun panas untuk meredakan demam. Biang kerok masalahnya belum tersentuh obat apa-apa.

Yopie Hidayat - Kontributor Tempo

Kurs
Pembukaan 9 Maret 2018 13.794
Rp per US$ 13.765
Pembukaan 16 Maret 2018

IHSG
Pembukaan 9 Maret 2018 6.448
6.323
Pembukaan 16 Maret 2018

Inflasi
Bulan sebelumnya3,25%
3,18%
Februari 2018 YoY

BI 7-Day Repo Rate
4,25%
15 Februari 2018

Cadangan Devisa
31 Januari 2018 US$ 131,980 miliar
Miliar US$128,059
28 Februari 2018

Pertumbuhan PDB
20175,05%
5,4%
Target 2018

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus