Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Sinyal Perbaikan Kinerja Penerimaan Negara

Hingga September 2021, pendapatan negara terealisasi 77,7 persen dari target APBN 2021. Penerimaan pajak sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan tumbuh signifikan.  

26 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Aktivitas pelayanan pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar kawasan Sudirman, Jakarta, 25 Agustus 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Aktivitas pelayanan pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar kawasan Sudirman, Jakarta, 25 Agustus 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Hingga September 2021, pendapatan negara terealisasi 77,7 persen dari target APBN.

  • Penerimaan pajak sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan tumbuh signifikan. 

  • Capaian tersebut ditopang oleh pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung.

JAKARTA — Penerimaan negara diharapkan mencatatkan hasil menggembirakan pada akhir tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, hingga September 2021, pendapatan negara terealisasi Rp 1.354,8 triliun atau 77,7 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.

“Capaian ini ditopang penerimaan pajak yang tumbuh 13,2 persen, sehingga pendapatan negara naik 16,8 persen dibanding pada tahun lalu,” ujar dia, kemarin.

Adapun realisasi penerimaan pajak Januari-September 2021 mencapai Rp 850,1 triliun atau setara dengan 69,1 persen dari target. Berikutnya, penerimaan kepabeanan dan cukai terealisasi Rp 182,9 triliun atau tumbuh 29 persen dan kinerja penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terkumpul Rp 320,8 triliun atau tumbuh 22,5 persen.

Jika dirinci, pos penerimaan pajak dengan kontribusi terbesar adalah pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri, di mana pertumbuhannya pada kuartal III mencapai 18,5 persen. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, penerimaan terkontraksi 9,4 persen.

Menurut Sri Mulyani, capaian positif tersebut ditopang oleh pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung dan mampu mengerek konsumsi serta belanja masyarakat. Pos penerimaan terbesar kedua adalah PPN impor yang tumbuh 48,4 persen pada kuartal III, melonjak dibanding pada periode yang sama tahun lalu, yang terkontraksi 18 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pengunjung melakukan pemesanan makan di tempat di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, 31 Agustus 2021. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600



Adapun pajak penghasilan (PPh) badan periode Januari-September tumbuh 7 persen. Padahal, tahun lalu, kinerjanya terkontraksi 30,4 persen. Di sisi lain, PPh orang pribadi masih terkontraksi 0,3 persen, tapi berpeluang bangkit di pengujung tahun. Perbaikan kinerja penerimaan negara diprediksi bakal berdampak positif pada defisit APBN. Pada akhir September 2021, defisit anggaran tercatat Rp 452 triliun, turun 33,7 persen dibanding pada tahun lalu.

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Suryo Utomo, berujar pemerintah bakal mengoptimalkan berbagai upaya untuk menggenjot realisasi penerimaan pajak yang ditargetkan Rp 1.229,59 triliun pada 2021. Upaya pertama ialah mengawasi kepatuhan pembayaran pajak di sektor usaha yang mencatatkan pertumbuhan tinggi, yaitu industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan.

Penerimaan pajak sektor industri pengolahan tumbuh 13,7 persen sejak Januari hingga September 2021, perdagangan tumbuh 20,3 persen, dan pertambangan 38,4 persen. “Upaya kedua ialah memantau realisasi pembayaran PPh orang pribadi serta meningkatkan uji kepatuhan material wajib pajak,” ucapnya.

Suasana Kantor Pelayanan Pajak di Sudirman, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Secara keseluruhan, tutur Suryo, tren penerimaan pajak terus menanjak seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian dan peningkatan aktivitas masyarakat. Jika kondisi ini bisa terus dipertahankan, kekurangan penerimaan pajak pada tahun ini akan menurun secara signifikan. “Pemerintah perlu mengejar Rp 379,49 triliun. Harapannya, sampai akhir tahun, kami memenuhi target.”

Pengamat pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Fajry Akbar, berujar, berdasarkan tren pertumbuhan penerimaan beberapa waktu terakhir, realisasi penerimaan pajak akhir tahun diproyeksikan dapat menyentuh 98,5 persen. “Bahkan kalau Ditjen Pajak mempertahankan kinerja dalam bulan-bulan berikutnya dengan kenaikan 13,24 persen, realisasinya akan di atas 100 persen,” kata Fajry.

Adapun jenis pajak yang akan menopang perolehan tersebut adalah PPN dan PPh badan. “Ditjen Pajak pasti akan bekerja keras sekali agar realisasi penerimaan lebih dari 100 persen, mengingat sudah lebih dari satu dekade penerimaan kita belum mencapai target," Fajry menambahkan.

GHOIDA RAHMAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus