Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Soal Kredit Pendidikan, Menteri Darmin: Jangan Timbulkan NPL

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengingatkan agar penerapan kredit pendidikan dengan bunga nol persen agar tak sampai menimbulkan kredit macet.

20 April 2018 | 15.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengingatkan agar penerapan kredit pendidikan dengan bunga nol persen agar tidak sampai menyebabkan terjadinya gagal bayar atau kredit bermasalah. "Kita mesti pelajari kredit pendidikan ini, karena sekalipun di Amerika Serikat, non-performing loan (NPL)-nya banyak," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Jumat, 20 April 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itu, menurut Darmin, desain kredit pendidikan harus dirumuskan secara matang agar tidak menyebabkan persoalan baru yang bisa mengganggu kinerja sektor perbankan. "Kita mesti desain yang betul, kalau tidak, nanti repot kita," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir sebelumnya mengharapkan kredit pendidikan yang disalurkan sejumlah bank bisa meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Ia menegaskan kredit pendidikan tersebut memiliki manfaat besar karena dapat membantu mahasiswa yang mengalami kendala biaya dalam menyelesaikan pendidikan.

Saat ini, pemerintah sedang mengkaji lebih mendalam desain kredit pendidikan tersebut agar pemanfaatan bantuan itu benar-benar bisa membantu peningkatan kualitas sumber daya manusia. "Ini lagi diolah sistemnya, kalau memungkinkan sepanjang negara yang melakukan hal ini, mungkin saja semua bisa diwujudkan," kata Nasir, beberapa waktu lalu.

Wacana kredit pendidikan pertama kali digulirkan Presiden Joko Widodo pada pertengahan Maret lalu. Jokowi, dalam pertemuan dengan pimpinan bank umum di Istana Negara, meminta para bankir mengeluarkan produk finansial baru berupa kredit pendidikan atau student loan. "Saya ingin memberi pe-er (pekerjaan rumah) dengan yang namanya kredit pendidikan atau student loan," katanya.

Jokowi mengaku heran perbankan Indonesia tak memiliki produk kredit pendidikan. Padahal, kata dia, nilai nominal outstanding atau realisasi pembiayaan kredit pendidikan di Amerika Serikat telah melampaui total outstanding pinjaman kartu kredit. "Kaget saya membaca ini," ucapnya.

Total pinjaman kartu kredit di Amerika Serikat, menurut Jokowi, telah mencapai US$ 800 miliar. Sedangkan total pinjaman kredit pendidikan mencapai US$ 1,3 triliun.

ANTARA

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus