Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inanro Djajadi, mengatakan proses initial public offering atau IPO Pertamina Hulu Energi (PHE) masih dalam proses penelaahan. Karena itu, OJK belum bisa memberikan penjelasan secara rinci sampai izin publikasi diberikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau untuk besarannya, tentu tidak bisa kami tentukan ini. Book building juga belum dilaksanakan," kata Inarno dalam konferensi pers yang digelar virtual pada Jumat, 5 Mei 2023
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalaupun book building sudah dijalankan, lanjut Inarno, masih ada kemungkinan terjadi perubahan. Tentunya, sebelum pernyataan efektif ditetapkan.
"Masih banyak faktor-faktor yang bisa berubah dalam jumlah atau besaran dari hasil IPO tersebut," kata dia.
Wacana IPO PHE sebelumnya disampaikan Dirut Pertamina, Nicke Widyawati, pada akhir Februari lalu. Saat itu dia mengatakan IPO bakal dilakukan sesuai target, yakni pada semester I tahun 2023.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury juga sempat menyinggung realisasi dana IPO anak usaha Pertamina ini dalam rapat dengar pendapat di DPR beberapa waktu lalu. Pahala mengatakan realisasi dana IPO diperlukan untuk memperkuat pengembangan minyak dan gas di bidang hulu.
Pahala mengatakan PHE akan melepas 10 hingga 15 persen saham milik perseroan kepada publik. Adapun anggaran belanja modal atau capex yang disiapkan, yakni senilai 4 miliar hingga 6 miliar dolar AS per tahun.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.