Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sri Mulyani Sebut Inflasi Stabil, Namun Waspada dengan Harga Pangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai inflasi Indonesia masih rendah. Inflasi Februari 2024 tercatat sebesar 2,75 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan sepanjang tahun atau year to date (ytd) sebesar 0,41 persen.

25 Maret 2024 | 12.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai inflasi Indonesia masih rendah. Inflasi Februari 2024 tercatat sebesar 2,75 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan sepanjang tahun atau year to date (ytd) sebesar 0,41 persen. Namun dia mewaspadai inflasi dari kenaikan harga pangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menyebutkan inflasi inti berada di angka 1,68 persen. Sedangkan administrated price atau harga-harga yang diatur pemerintah kontribusinya 1,67 persen. Kenaikan harga beberapa komoditas menjelang hari Raya Idul Fitri berkontribusi tinggi terhadap inflasi. Antara lain ayam, telur, daging, minyak goreng, bawang putih, dan gula pasir. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini perlu diwaspadai terutama harga pangan langsung mempengaruhi daya beli masyarakat terutama golongan menengah bawah," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta pada Senin, 25 Maret 2024. 

Sedangkan yang berkontribusi tinggi terhadap inflasi Februari adalah volatile food, terutama beras. Meskipun harga beras sudah mulai melandai, Sri Mulyani mengatakan komoditas ini berkontribusi terhadap inflasi sebesar 3,42 persen. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik atau BPS juga memperingatkan soal kontribusi kenaikan harga pangan terhadap inflasi. Khususnya pada bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. 

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan potensi kenaikan itu juga mempertimbangkan laju inflasi sebesar 0,37 persen pada Februari 2024 apabila dibandingkan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan sebelumnya. Habibullah menyebutkan sejumlah komoditas pangan yang diprediksi akan memberikan andil terhadap inflasi pada bulan Ramadan yakni daging ayam ras, minyak goreng, beras, ayam hidup, daging, sapi, telur ayam ras, dan gula pasir.

"Apabila harga beras turut meningkat akibat turunnya produksi dan masuknya musim kemarau, maka berpotensi semakin mendorong inflasi secara umum," tuturnya pada Jumat, 1 Maret 2024. 

BPS mencatat harga beras pada bulan Februari 2024 melonjak hingga 18,41 persen secara tahunan (yoy). Kenaikan harga itu terjadi dari level penggilingan, grosir, hingga eceran. Namun, BPS mengklaim laju inflasi beras per Februari 2024 bukanlah rekor tertinggi. Sebab, angka tertinggi inflasi beras terjadi pada Novembet 2023 sebesar 19,2 persen.

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Reporter di Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus