Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Kereta cepat yang berhenti di Stasiun Padalarang akan terkoneksi dengan jalur Kereta Api Indonesia.
Penambahan satu titik itu untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan.
Pemerintah menargetkan pembangunan stasiun baru selesai pada Juli mendatang.
JAKARTA – Penambahan titik pemberhentian di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung mau tak mau memicu tambahan biaya pembangunan dalam proyek kereta kilat itu. Besaran penambahan biaya, ujar Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Mirza Soraya, masih dalam pengkajian di lingkup internal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami belum dapat menyampaikan biaya yang harus dialokasikan untuk pembangunan Stasiun Padalarang," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Mirza, Stasiun Padalarang akan berfungsi sebagai stasiun hub yang menjadi penghubung dan menghadirkan konektivitas (seamless) antara Stasiun Padalarang dan Stasiun Bandung. Kereta cepat yang berhenti di Stasiun Padalarang akan terkoneksi dengan jalur Kereta Api Indonesia (KAI) dan dapat langsung mengantarkan penumpang ke tengah Kota Bandung.
"Penambahan stasiun ini akan semakin mendukung pengembangan beragam sektor ekonomi di setiap wilayah yang dilalui jalur kereta cepat Jakarta-Bandung," kata Mirza.
Suasana pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCIB) di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 12 April 2021. TEMPO/Prima Mulia
Sumber Tempo yang lain mengatakan penambahan satu titik itu untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan. "Supaya waktu tempuh Jakarta-Bandung lebih singkat," ujar seorang sumber, kemarin.
Juru bicara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, berujar bahwa pemerintah bakal terus memonitor secara intensif pelaksanaan proyek kereta cepat. Hal itu dilakukan untuk memastikan target yang harus dicapai pada Desember 2022 bisa direalisasi.
Adapun pemerintah menargetkan pembangunan stasiun baru ini selesai pada Juli mendatang. "Kami percaya dengan struktur manajemen KCIC yang baru dan pola komunikasi yang sudah diperbaiki, maka hal tersebut bisa dicapai," ujar Jodi.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, sebelumnya mengklaim pemberhentian kereta di Padalarang akan mempersingkat waktu tempuh penumpang ke pusat kota. Menurut dia, jarak tempuh dari Padalarang ke Kota Bandung hanya 18 menit. Waktu tersebut lebih singkat dibandingkan dengan perjalanan dari stasiun akhir kereta cepat di Tegalluar menuju Kota Bandung yang memakan waktu hingga 30 menit.
Pekerja KCIC menurunkan batang rel Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) jenis UIC 60 di Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 7 April 2021. TEMPO/Prima Mulia
"Potensi permintaan penumpang dinilai akan lebih baik dengan adanya titik pemberhentian di Padalarang," kata Didiek, pekan lalu.
Penambahan titik pemberhentian di Padalarang ini didasarkan pada keputusan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi pada 26 November 2020. Isinya, konektivitas kereta cepat Jakarta-Bandung dengan kereta api dilakukan di Stasiun Padalarang. PT KAI akan mengoptimalkan lahannya untuk membangun Stasiun Padalarang Baru, tempat kereta cepat berhenti. Sedangkan sisa kebutuhan lahannya akan dipenuhi dengan cara membebaskan lahan masyarakat di sekitar stasiun.
Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwi Laksana, berujar bahwa kereta cepat harus segera dioperasikan dengan biaya yang efisien. Ia menilai, dengan pemberhentian akhir di Stasiun Tegalluar, aksesibilitas dan konektivitas ke Kota Bandung sangat terbatas karena belum ada angkutan pengumpan. "Makanya perlu exit plan dengan menambah stasiun di Padalarang. Mungkin akan membutuhkan waktu panjang untuk membangun angkutan pengumpan, feeder, atau angkutan konektivitas ke pusat Kota Bandung," ujar Aditya.
CAESAR AKBAR | AHMAD FIKRI (BANDUNG) | LARISSA HUDA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo