PENGHASIL susu bayi SGM, PT Sari Husada, Yogyakarta, akan
meluncurkan produk baru. Susu cair dalam kemasan karton licin
itu, dengan isi 250 cc, akan dipasarkannya awal Desember.
Produksi percobaan sudah dilakukan pertengahan bulan ini.
"Gizinya dijamin bagus," kata Suroto dari bagian riset dan
pengembangan perusahaan itu. "Karena bahan bakunya berasal dari
susu segar yang bukan sembarangan."
Untuk bahan baku, pabrik itu akan menyedot susu segar eks para
peternak sapi Koperasi Unit Desa Boyolali, Semarang Selatan, dan
Yogya. Di pabrik, susu segar itu akan diawetkan melalui proses
UHT (Ultra High Temperature). Mula-mula susu disterilisasi
(lazimnya dipanaskan hingga 120 derajat Celcius selama 20
menit), lalu dipanaskan lagi (pengawetan tanpa bahan kimia
hingga 140 derajat Celcius selama empat detik) tanpa mengubah
banyak rasa. Dari sini susu cair tadi dikemas dalam karton
licin, siap dijual dengan masa sehat untuk diminum dalam
tenggang waktu 6 bulan. Ke pasar dalam negeri ini, Sri Husada
akan melemparkan susu UH milco cokelat dan susu dengan ras
strawberry buah arbei), serta susu murni manis (plain milk).
PT Ultra Jaya Milk, Bandung, sudah menghasilkan produk serupa
sejak tujuh tahun lalu. Tahun ini perusahaan yang dipimpin
Direktur Utama Abdullah Sabana itu direncanakan akan
menghasilkan susu UHT 6,9 juta liter, semuanya masih dipasarkan
di dalam negeri. "Saya tidak mungkin mengekspornya karena harga
susu segar di Indonesia (Rp 301 per liter) lebih mahal dibanding
yang di luar negeri (susu bubuk impor hanya Rp 150 per liter),"
kata Sabana.
Pasar susu UHT yang mendatangkan keuntungan besar itu rupanya
masih longgar. Berpatungan dengan Rudy Hartono, Gabungan
Koperasi Susu Indonesia, dan PT Taurus, Sabana belum lama ini
mendirikan PT Dafa (Dairy and Farmer Cooperative Associates).
Manajemen Dafa dengan Ultra Jaya terpisah, kendati Sabana jadi
direktur utama di ke(lua perusahaan itu. Investasi awal
perusahaan yang memakai fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri
(masa bebas pajak 3 uhun) ini meliputi Rp 2,6 milyar. Pabriknya
sudah didirikan di tepi Jalan Raya Bekasi, dan mulai berproduksi
Desember.
Jika dikaitkan dengan usaha peningkatan gizi, menurut Rudy
Hartono, industri susu itu mempunyai masa depan yang baik.
Karena itulah tanpa ragu-ragu kampiun delapan kali All England
itu menerima ajakan Sabana. "Dia tahu kalau saya juga bergerak
dalam bidang persusuan," katanya lewat telepon. Rudy sendiri
mempunyai peternakan sapi, "kecil-kecilan," tambahnya.
Dafa yang punya kapasitas produksi sekitar 14,15 juta liter per
tahun antara lain akan menghasilkan susu UHT 9 juta liter,
joghurt 1 juta liter, dan susu pasteurized 4 juta liter. Di
samping itu akan dihasilkan pula 150 ribu liter pasteuried cream
-- single, dan double cream. Tapi dalam produksi percobaan mulai
Desember itu kapasitas produksi terpasang hanya akan mencapai
40%. Susu UHT eks Dafa ini kemasannya juga sama dcngan susu UHT
eks Ultra Jaya, dengan isi 250 cc, dan akan dijual sekitar Rp
200 per bungkus.
Perbedaannya, susu UHT eks Dafa ini, kata Sabana, akan dibuat
lebih manis terutama untuk jenis susu murni. Sedang jenis
lainnya seperti mocca, cokelat, dan arbei, cita rasanya sama
dengan susu UHT eks Ultra Jaya. Kendati demikian, menurut
Sabana, lapisan pasaran Dafa akan dibedakan dengan Ultra Jaya.
"Susu UHT produksi Dafa akan ditujukan pada golongan masyarakat
menengah ke bawah," ujarnya. Tapi saat ini kami ingin memusatkan
perhatian pada pasaran dalam negeri dulu."
Sebagai sumber bahan baku, akan dipakai susu milik para pemegang
saham. GKSI yang memegang saham 25% di perusahaan itu, misalnya,
akan mensuplai susu segar 10 - 15 ribu liter per hari. Kendati
koperasi susu ini mengaku mampu mensuplai berapa pun kebutuhan
pabrik, tidak semua susu eks peternak boleh disalurkan ke Dafa.
"Karena kami juga harus mempertimbangkan jumlah susu yang harus
diserahkan kepada pabrik lain," kata Ketua GKSI Daman
Danuwidjaya. PT Friesche Vlag Indonesia, Foremost, dan Indomilk,
misalnya, juga harus disuplai GKSI.
Guna menaikkan dan membakukan kadar SNF (Solid non Fat) dalam
susu UHT, Dafa masih akan mengimpor susu bubuk 100 ton per
tahun, jika kapasitas pabrik sudah berjalan penuh. Dafa, menurut
Dirut Sabana, memang tak ingin memproduksi susu kental manis
(SKM), yang pasarannya sudah dikuasai Foremost, FVI, Indomilk,
dan Nestle. "Berat kalau harus bersaingan dengan mereka,"
ujarnya. Kelak, "Dafa juga akan mencoba menghasilkan jenis long
life milk, susu yang diawetkan dengan pemanasan 105 derajat
Celcius." Persaingan tiga merk susu UHT tampaknya akan meningkat
awal tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini