Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BANYAK diprotes peternak karena ada gelagat hendak memonopoli pasar, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk membantahnya. "Kami ingin untung, peternak juga harus untung," kata Wakil Presiden Komisaris Charoen, Tjiu Thomas Effendy, yang ditemui Akbar Tri Kurniawan dari Tempo, Jumat pekan lalu, di Hotel Mercure Ancol.
Charoen Pokphand dituding memproduksi day old chick (DOC) broiler berlimpah sehingga harga ayam anjlok?
Prediksi pertumbuhan ekonomi kita meleset, membuat daya beli masyarakat melemah. Akibatnya, semua industri mengalami overkapasitas. Otomatis suplai lebih tinggi ketimbang demand, harga akan turun. Ini hukum ekonomi. Kami juga ikut merugi.
Charoen mengimpor buyut broiler dan memperbesar DOC. Itu yang menyebabkan oversuplai?
Tujuan kami ingin belajar riset dan pengembangan. Eksportir indukan DOC sangat ketat, tidak mungkin mereka memberikan kemudahan buat kita menyilangkan sendiri untuk menghasilkan DOC.
Bukannya Charoen mendapatkan izin mengimpor tiga jenis grandparent stock (GPS) dalam bentuk telur tetas?
Izin kami dapat. Tapi sampai hari ini kami belum mendapatkan persetujuan dari eksportir GPS asal Amerika Serikat.
Model kemitraan yang diterapkan Charoen Pokphand dianggap mematikan peternak kecil?
Peternak itu jimat kita, tulang punggung. Dulu tidak ada peternak mau menjadi plasma, sekarang mereka mau karena menguntungkan. Harga panen kita ikat di awal. Kalau harga pasar murah, peternak tetap untung. Jika harga pasar lebih mahal, peternak mendapatkan bagi hasil. Peternak plasma kami sudah mencapai jutaan ekor.
Pangsa pasar Charoen yang besar dianggap punya gelagat monopoli?
Tidak ada rencana apa-apa agar peternak mandiri mati. Kami ini pionir dalam industri unggas broiler sejak 1969. Karena kami ingin untung, peternak juga harus untung. Kalau kami punya niat buruk, tak mungkin perusahaan kami menjadi besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo