Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tawaran Dari Bremen

Indonesia dapat tawaran fasilitas bagi promosi ekspor ke pasaran eropa barat melalui hamburg dan service package untuk memasuki pasaran Eropa melalui Bremen. Perdagangan ke Jerman Barat, defisit. (eb)

21 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEREKA datang pada saat pemerintah Indonesia sedang menggalakkan ekspor non-minyak. "Kebetulan," sambut orang dari Hamburg, pelabuhan utama di bagian utara Jerman Barat. "Cocok dengan paket jasa kami," sambung orang dari Bremen, negara-bagian kecil yang juga di sebelah utara Jerman Barat. Hamburg dan Bremen saling bersaing dalam memajukan bisnis pelabuhan masing-masing. Keduanya telah mengirim delegasi secara terpisah ke Jakarta dalam Oktober ini. "Anda tahu, bagian Hamburg dalarn perdagangan antara Republik Federasi kami dan Indonesia mencapai 35% lebih," kata Senator Helmut Kern pada TEMPO. Kern didampingi oleh dua pejabat tinggi lainnya dari Hamburger Hafen und Lagerhaus Aktiengesellschaft (HHLA). Mereka berusaha menjual gagasan pada kalangan bisnis dan pemerintahan di sini mengenai berbagai kemungkinan untuk memperlancar arus angkutan laut dan perdagangan antara kedua negara dan, tentu saja, dengan biaya lebih rendah dan supaya lebih banyak melewati Hamburg. Mereka juga menawarkan fasilitas bagi promosi ekspor dari Indonesia menuju pedalaman Jerman, malah juga pasaran Eropa Barat umumnya. Kebetulan tujuan Hamburg bagi ekspor Indonesia selama ini memang melulu untuk komoditi non-minyak. Bremen yang mengirimkan Dr Alexander Fischer dan dua pejabat Handelskammer (Kamar Dagang) lainnya memakai cara seminar untuk menjual gagasannya. Seminar itu dengan bantuan Ekonid, organisasi kelompok perusahaan Jerman-lndonesia di Jakarta yang bergerak semacam Kamar Dagang pula, dihadiri oleh para anggota Kadin dan kaum eksportir Indonesia. Di situ orang-orang Bremen menawarkan service package, bertujuan mempermudah Indonesia memasuki pasaran Eropa melalui Bremen. "Cukup banyak kesempatan yang belum tapi akan bisa dimanfaatkan oleh eksportir Indonesia," kata Dr Fischer. Kalau tidak untuk mengapalkan tembakau, Bremen ini belum begitu dikenal oleh banyak eksportir Indonesia. Tapi Bremen sesungguhnya mengimpor 20 kali lebih banyak dari Indonesia, ketimbang ekspornya ke Indonesia. Namun begitu, Indonesia merasa tak gembira karena defisitnya yang besar dalam perdagangannya dengan Jerman Barat. Dibanding nilai ekspor Indonesia tahun lalu ke sana yang berjumlah DM 889 juta, impornya dari sana mencapai DM 1100 juta. Defisit itu cenderung makin besar, mengingat akan meningkatnya dana bantuan pemerinuh dan kredit perbankan Jerman untuk Indonesia dalam tahun-tahun mendatang. Semua program bantuan dan kredit itu akan mengakibatkan bertambahnya ekspor barang modal Jerman ke Indonesia. Tapi Hamburg maupun lremen sekali ini datang bukan hendak mendorong ekspor Jerman, melainkan justru mau membantu membuka pasarannya bagi impor dari Indonesia. Dan untuk komoditi non-minyak pula. "Inisiatif mereka,' kata seorang anggota Kadin, "sungguh menantang kita."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus