Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A. Chaves, mengatakan, pihaknya kini menanti pengumuman kabinet baru di pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua. Alasannya mereka memiliki sejumlah program untuk ditawarkan ke pemerintah Jokowi, terutama berkaitan fokus pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sambil menunggu Jokowi mengumumkan daftar menteri-menterinya untuk periode 2019-2024, kata Chaves, Bank Dunia sudah memulai pembicaraan dengan pemerintah terkait program kerja sama. "Kami berkomitmen untuk mendukung pengembangan SDM di Indonesia," katanya usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 2 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chaves mengapresiasi sejumlah langkah pemerintah yang dianggap mampu menurunkan angka stunting dan perbaikan di sektor pendidikan. Ia menyatakan bakal mendukung fokus pemerintahan Jokowi di periode kedua, yang ingin membangun sumber daya manusia.
Selain itu, dalam pertemuan ini Chaves juga berkesempatan mengingatkan Jokowi tentang ancaman krisis ekonomi global. Ia berujar, Indonesia sejatinya memiliki basis yang kuat terutama terkait manajemen makro. Reformasi struktural pada sumber daya manusia, infrastruktur, investasi, pemungutan pajak, diyakini bakal memberikan kontribusi tinggi dalam mempertahankan kondisi keuangan.
"Soal (pengembangan) SDM, infrastruktur, pengumpulan pemasukan melalui pajak, dan FDI, ini adalah program yang sangat jelas. Saya berharap pemerintah benar-benar mengimplementasikannya demi masa depan negara ini," kata Chaves.
Chaves merekomendasikan agar pemerintah Jokowi terus memperbaiki defisit neraca berjalan dengan penanaman modal asing (foreign direct investment/FDI). Syaratnya, kata dia, pemerintah Indonesia perlu memberikan kepastian hukum terhadap investor asing. "Cara itu paling baik untuk menambah modal juga memperbaiki aliran portofolio."
AHMAD FAIZ