PEKAN lalu, PT Pelabuhan II ''melotot'' kepada Humpuss. Di tengah kesibukan Humpuss mengambil alih pengelolaan bis-bis tingkat dari Perum PPD, PT Pelabuhan II menyampaikan tegurannya. ''Seandainya tidak terjadi kesepakatan dengan Humpuss, PT Pelabuhan II akan melakukan sendiri pembangunan pelabuhan peti kemas unit tiga,'' kata juru bicara PT Pelabuhan II, Faris Assegaaf, sebagaimana dikutip Bisnis Indonesia. PT Pelabuhan II, yang mengelola bandar Jakarta, tampak mulai kehilangan kesabarannya. Ya, bagaimana tidak. Niat Humpuss untuk membangun terminal peti kemas III yang sudah diteken dalam nota persepahaman dengan PT Pelabuhan II (Juni 1991) ternyata sampai kini belum apa-apa. Pihak Humpuss semula hendak bekerja sama dengan penyandang dana Mitsui dari Jepang dan kontraktor P&O dari Australia. Tapi Maret tahun lalu kedua mitra asing itu mengundurkan diri. Ganjalannya ada pada permintaan konsorsium HumpussMitsuiP&O yang terlalu tinggi. Mereka meminta hak pengelolaan selama 3035 tahun dan tarif dinaikkan setiap tahun. Namun, menurut PT Pelabuhan II, cukup 1520 tahun saja. Setelah konsorsium itu bubar, Humpuss masih diberi waktu. ''Kini kami masih mencari mitra baru,'' kata Ongky P. Soemarno. Proyek pelabuhan peti kemas III dan IV yang akan dibangun Humpuss semula direncanakan akan menelan investasi US$ 825 juta. Bagaimana anggarannya yang baru, belum jelas. ''Jangan tanya soal itu. Kami masih harus menyelesaikan dulu urusan dengan Perum PPD (untuk rencana kerja sama pengelolaan bus tingkat),'' kata Ongky, berkelit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini