DULU Liem Sioe Liong diributkan memboyong modal ke Cina, belakangan Muchtar Riady, dan kini Eka Tjipta Widjaya. Menurut rencana, lima bulan lagi kelompok usahanya yang bernama Sinar Mas Group akan memiliki sebuah bank di Ningbo, Provinsi Zhejiang. Namanya: Bank International Ningbo (BIN). Dalam keterangannya, Wakil Presdir Bank Internasional Indonesia, Hidajat Tjandradjaja, menyatakan bahwa lokasi itu dipilih karena di Ningbo persaingan antarlembaga keuangan belum terlalu ketat. Maka, BIN dipersiapkan dengan modal awal US$ 15 juta. Adapun BII sendiri, yang belum lama ini dikabarkan mengalami overlikuiditas, ternyata sedang sibuk mencari modal tambahan. Bank kelompok Sinar Mas itu tak lama lagi akan menerbitkan obligasi senilai Rp 200 miliar dengan bunga 18%. Tak heran bila pendirian sebuah bank di Ningho, Cina, lalu dikait-kaitkan orang dengan obligasi tersebut. Tapi ''info'' semacam itu dibantah keras oleh Hidajat. Juga berita tentang pembelian 101 perusahaan Cina (BUMN) oleh Sinar Mas pembayaran tahap awal mencapai US$ 175 juta dibantah oleh juru bicara grup tersebut, Pieter Korompis. Dikatakannya, yang memborong 101 BUMN Cina tersebut adalah Oei Hong Leong, putra sulung Eka Tjipta Widjaya. Oei semula berdomisili di Singapura, belakangan pindah ke Hong Kong dan mengembangkan usahanya sendiri, yang bernama China Strategic Investment. Korompis menegaskan, dalam pembelian 101 BUMN Cina, Sinar Mas tak punya andil apa-apa, tapi sebuah sumber lain menduga investasi Eka Tjipta di Cina dilakukan melalui perusahaan milik Oei. Tak bisa dipastikan mana yang benar, kecuali kenyataan ini: pasar Cina memang teramat besar, dan para pengusaha Indonesia yang berdarah peranakan Cina tampak sangat terpanggil untuk menggarap pasar tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini