Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tekan Defisit, Jatim Genjot Perluasan Lahan Bawang Putih

Konsumsi bawang putih di Jatim mencapai 62.880 ton, sementara produksinya hanya 8.211 ton.

13 Februari 2020 | 21.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, saat ditemui pada Jumat, 7 Januari 2020. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menggenjot perluasan lahan tanam bawang putih untuk mencapai swasembada."Di Jatim ada potensi perluasan lahan seluas 8.651 hektare, lokasinya tersebar di Probolinggo, Pasuruan, Banyuwangi, Malang, Lumajang, Kota Batu, Mojokerto serta Magetan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo di Surabaya, Kamis 13 Februari 2020

Hadi menerangkan, untuk tahun ini, perluasan lahan rencananya dilakukan di Banyuwangi seluas 170 hektare, Malang 250 hektare, Probolinggo 75 hektare, Batu 50 hektare, Bondowoso 1.000 hektare dan Probolinggo 1 hektare. Adapun varietas bawang yang akan ditanam dan dikembangkan di wilayah perluasan lahan itu masing-masing varietas Lumbu Hijau, varietas Lumbu Kuning dan varietas Temanggung.

Sementara itu, sasaran produksi tanaman bawang putih di Jawa Timur tahun ini ditargetkan bisa mencapai 8.211 ton, atau meningkat dibandingkan realisasi produksi 2019 yang hanya 6.935 ton. "Tingkat konsumsi bawang putih di Jatim cukup tinggi, yakni mencapai 62.880 ton, artinya masih defisit 55.927 ton," tutur Hadi.

Produksi bawang putih lokal, diakui masih belum maksimal, karena konsumen lebih menyukai bawang putih impor yang memiliki ukuran lebih besar. "Selain itu dari sisi harga, bawang putih impor hanya sekitar Rp15.000/kg, sementara bawang putih lokal mencapai Rp50.000/kg," katanya.

Mahalnya bawang putih lokal, karena harga benihnya juga mahal yakni mencapai Rp 65.000/kg, sementara ketersediaan benih juga terbatas. "Bawang putih ini juga merupakan tanaman subtropis sehingga dibutuhkan kondisi agroklimat khusus dan jadwal tanam yang tepat agar produktivitas optimal," Hadi menerangkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus