Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Teten Masduki: Di Tengah Krisis, UMKM Tampil Jadi Penggerak Ekonomi yang Lesu

Teten Masduki mengatakan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat menjadi penggerak perekonomian.

17 Desember 2020 | 02.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan kondisi pandemi Covid-19, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat menjadi penggerak perekonomian. Pasalnya pada masa krisis sebelumnya UMKM selalu mejadi tumpuan ekonomi Tanah Air. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Oleh karena itu, UMKM di tengah krisis itu tampil menjadi penggerak dari ekonomi yang lesu,” ujarnya dalam acara Festival #SampoernaUntukUMKM bertajuk Memajukan Ekonomi Kerakyatan untuk Kesejahteraa Bangsa, Rabu, 16 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UMKM bisa menjadi penggerak UMKM, kata Teten dikarenakan sektor ini berkontribusi kepada Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61,07 persen. Kemudian UMKM juga sangat besar dalam menyerap tenaga kerja, yakni 97 persen dari total pekerja yang ada di Indonesia. Oleh karenanya, ia menegaskan UMKM harus terus didorong untuk bangkit.

Untuk mendorong UMKM segera bangkit, Teten mengungkapkan pemerintah telah menggelontorkan berbagai macam stimulus. Di antaranya program restrukturisasi pinjaman dan subsidi bunga bagi UMKM, Subsidi KUR, KUR Super Mikro untuk plafond sampai dengan Rp10 juta dengan bunga 0 persen. Sementara khusus untuk koperasi, dilakukan perkuatan modal kerja Koperasi melalui LPDB-KUMKM.

Selain itu, kata Teten, perluasan pasar dan penyerapan produk KUMKM melalui 40 persen belanja K/L yang dialokasikan untuk menyerap produk UMKM.

Adapun hal tersebut dilakukan melalui laman UMKM dan Bela Pengadaan dengan potensi mencapai Rp321 triliun, serta Belanja BUMN yang di bawah Rp14 miliar potensi setidaknya Rp35 triliun dan 27 kategori produk.

“Kemitraan dengan usaha besar. Menghubungkan produk UMKM sebagai barang input bagi Usaha Besar didorong dengan insentif bagi Usaha Besar yang bermitra dengan UMK. Kita lakukan dalam menjaga mereka tetap bertahan di tengah pandemi, sembari mempersiapkan diri lebih tangguh ke depannya,” tuturnya.

Kendati demikian, ia menegaskan pemerintah membutuhkan peran aktif semua pihak, untuk bersama-sama mempersiapkan UMKM yang tangguh, bangkit kembali dari pandemi Covid-19, serta berdaya-saing di pasar domestik dan global.

Kepala Urusan eksternal PT HM Sampoerna Tbk. Ishak Danuningrat mengatakan memang dalam membangun UMKM agar bisa terus bertahan adalah terkait kolaborasi antara semua pihak. Selain itu, ia melanjutkan dibutuhkan juga pendampingan terhadap pelaku UMKM secara keberlanjutan.

Upaya Sampoerna untuk mendukung itu semua, dilakukan melalui Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC) dan Sampoerna Retail Community (SRC). “Ini selaras dengan falsafah tiga tangan yang kita percaya dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat luas,” ujarnya.

Sejak diresmikan pada Maret 2007, kata Ishak, SETC telah memberikan pelatihan sekitar 56 ribu wirausahawan guna mendorong kemandirian ekonomi di tingkat wilayah hingga nasional. Kemudian melalui SRC, Sampoerna juga berhasil menggandeng 130 ribu toko kelontong agar dapat mengembangkan bisnisnya.

Sampoerna menyadari pentingnya peranan sektor UMKM dalam perekonomian masyarakat, khususnya di saat pandemi. Untuk itu, SETC dan SRC merupakan bentuk dukungan terhadap UMKM. Karena, kata Ishak, ekonomi kerakyatan ini adalah kunci untuk memutar roda perekonomian bangsa yang telah memberikan dampak terhadap sosial dan ekonomi.

“Karena kami juga merasa bagian dari masyarakat, jadi apa yang kita lakukan semoga bermanfaat untuk publik,” tuturnya.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin mengatakan peran serta dari sektor swasta memang dibuthkan dalam mendorong UMKM untuk terus berkembang.

Karena berdasarkan catatannya, dari total 64 juta pelaku UMKM sebagian besarnya masih di sektor informal. “Maka perlu kita dorong untuk menjadi formal,” ucapnya.

Dengan hadirnya Sampoerna dalam mengembangkan UMKM, kata Rudy, merupakan satu bentuk dukungan swasta terdahap program yang dijalankan pemerintah. Oleh karenanya, hal seperti ini dapat memberikan contoh untuk ke depannya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus