Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tingkatkan Produksi Ikan Nila Salin, KKP Bangun Modelling Klaster Budidaya di Karawang

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mulai membangun modelling klaster budidaya ikan nila salin di Karawang, Jawa Barat.

9 Juli 2023 | 16.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mulai membangun modelling klaster budidaya ikan nila salin di Karawang, Jawa Barat. Pembangunan itu adalah salah satu upaya meningkatkan produksi ikan nila secara nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu mengatakan pangsa pasar ikan nila salin sangat terbuka lebar, baik domestik maupun ekspor. Berdasarkan trademap pada 2021, Indonesia berada di posisi kelima sebagai negara pengekspor produk ikan nila di pasar global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Artinya Indonesia sebagai salah satu produsen ikan nila terbaik dunia dengan daya saing yang tinggi,” ujar Haeru melalui keterangan resminya, Minggu, 9 Juli 2023.

Dia melanjutkan modelling klaster budidaya ikan nila salin itu diharapkan bisa menjadi percontohan bagi pelaku usaha yang memanfaatkan perairan umum, seperti danau.

“Melalui modelling klaster budidaya ikan nila salin tersebut, maka kerusakan lingkungan di perairan umum dapat diantisipasi. Model budidaya ikan nila yang diterapkan berbasis land base, bukan lake base,” kata Haeru.

Lebih lanjut, dia berharap modelling itu juga diharapkan memicu kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Adapun yang menjadi tantangan adalah untuk terus meyakinkan masyarakat agar tertarik membudidayakan ikan nila salin sesuai kaidah Best Aquaculture Practices (BAP), Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) atau Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).

Haeru menyampaikan, selain untuk konsumsi lokal, permintaan terhadap ikan nila untuk ekspor terutama dari Amerika Serikat juga tinggi, khususnya dalam bentuk fillet. "Oleh karenanya ukuran panen diatur rata rata 700 gram per ekor,” beber Haeru. 

Lebih jauh, Haeru mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi ikan nila nasional, salah satunya dengan mengoptimalkan fungsi Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (UPT DJPB), serta saling bersinergi. 

"Seperti BLUPPB Karawang melakukan pembangunan modelling klaster budidaya ikan nila salin, bersinergi dengan BBPBAT Sukabumi yang terus berupaya memproduksi benih ikan nila salin yang bermutu dan adaptif,” ungkap dia. 

Sementara itu, Kepala BLUPPB Karawang M. Tahang menjelaskan nantinya pemenuhan kebutuhan benih ikan nila salin akan dibantu oleh BBPBAT Sukabumi. 

Dia mengaku, saat ini pihaknya terus berupaya menggenjot produksi benih ikan nila jenis unggul yang telah melewati penyesuaian secara bertahap selama masa pertumbuhannya sehingga dapat hidup di air payau.

Selain itu, benih ikan itu memiliki keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat, sehingga bisa dipanen lebih cepat dan memiliki daya tahan tinggi terhadap penyakit. 

“Menurut saya, budidaya ikan nila salin sangat prospek untuk dikembangkan mengingat jenis ikan ini lebih mudah dipelihara dan harga jual yang relatif lebih baik,” ujar Tahang.

Tahang menjelaskan, modelling klaster budidaya ikan nila salin di BLUPPB Karawang akan dibangun di kawasan seluas 16 hektare, dengan petakan sebanyak 10 petak yang berukuran 2 ribu meter persegi dan 10 petak yang berukuran 4 ribu meter persegi.

Dia menjelaskan, dengan padat tebar 25 ekor per meter persegi dan rata rata berat 50 gram per ekor, serta ukuran panen rata rata mencapai 700 gram. Maka, kata dia, ditargetkan menghasilkan total produksi 672 ton atau produktivitas 42 ton per hektare per siklus dengan masa pemeliharaan selama 150 hingga 180 hari. 

"Jika harga rata rata ikan nila salin Rp 30 ribu per kilogram, maka perolehan dapat dicapai sekitar Rp 20 miliar,” ungkap Tahang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus