Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembuatan konten adalah proses yang disuguhkan ke audiens mulai dari ide dan topik. Praktisi sustainable living dan kreator konten Astri Puji Lestari mengatakan para kreator perlu menyajikan konten yang berkualitas dan bernilai karena bisa mempengaruhi kehidupan orang yang melihatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Penting banget punya konten yang ada tujuannya, punya nilai yang baik karena akan disajikan dan bisa mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup orang,” ucapnya dalam webinar dengan tema “Content Creation: Plan, Produce, Publish”, Minggu, 29 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, pembuat konten juga harus punya informasi yang mudah diakses dan dihadirkan dalam berbagai konten format seperti podcast, blog, infografis, video, foto, mikroblog, dan lain-lain. Astrid mengatakan dari data yang ia punya, dunia memiliki pengguna media sosial sebanyak 191,4 miliar orang. Artinya lebih dari 95 persen penduduk dunia pengguna internet adalah juga pengguna media sosial. Media sosial yang masih sering diakses dan menduduki nomor satu adalah Facebook.
Secara umum pengguna membuka media sosial selama empat jam dalam sehari. Hal itu penting diingat untuk pembuat konten media sosial untuk selalu memikirkan informasi yang bermanfaat untuk penonton. Saat ini, Astrid mengatakan tren media sosial sudah mulai bergeser, terlebih dalam konten video. Jika dulu membuat konten video harus dengan persiapan matang, keahlian dalam mengedit dan mementingkan estetika, sekarang video semakin nyata dan banyak peminatnya.
“Sekarang semua orang yang punya HP bisa jadi digital creator. Artinya bergeser dulu harus proper banget, sekarang semakin real, semakin kita merasa dekat. Itu bisa semakin menyentuh hati audiens dan pilihannya banyak,” jelasnya.
Perdalam kemampuan
Selain itu, video berdurasi panjang pada saat ini juga sudah berubah trennya, bahkan video yhanya di bawah 30 detik bisa bernilai lebih seperti pada TikTok atau Youtube Reels. Astrid menjelaskan untuk menjadi kreator konten bisa dimulai dengan membuat perencanaan apa yang akan dilakukan dalam membuat konten, setelah itu masuk dalam tahap produksi. Biasanya dari mulai bikin konten pilar, penulisan skrip, mengambil footage, dan edit. Jika sudah disiarkan, kreator akan mendapat timbal balik dari penonton (feedback) yang bisa menjadi bahan evaluasi dan observasi yang baik dan nantinya bisa jadi ide untuk membuat konten berikut.
“Selain itu modal kemampuan kita apa dan tahu apa yang dipelajari ke depannya. Nilai hidup juga harus dimiliki karena mempengaruhi hidup orang lain,” katanya.
Ia juga mengingatkan untuk memberikan konten yang bermanfaat dan tujuan yang baik karena yang dibuat oleh kreator bisa mengadiksi penonton. Selain itu, media sosial juga bisa membuat orang memvalidasi apa yang ada di dalamnya sehingga bisa tercipta obsesi terhadap sesuatu sehingga perlu dipikirkan akibat apa saja yang akan ditimbulkan dalam memproduksi sebuah konten.