Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan tambang dan hilirisasi nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. dan entitas anak (NCKL) atau dikenal Harita Nickel mencatatkan pendapatan Rp 4,8 triliun pada kuartal I 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendapatan tersebut naik 74,6 persen dibandingkan kuartal I 2022. Adapun laba bersih pemilik entitas induk dilaporkan Rp 1,4 triliun pada kuartal I 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk segmen penambangan nikel, setelah dilakukan eliminasi, pendapatan NCKL naik sebesar 71,3 persen menjadi Rp 912,8 miliar dari Rp 532,9 miliar," kata manajemen Trimegah Bangun Persada melalui keterangan resmi pada Rabu, 3 Mei 2023.
Sementara untuk segmen pengolahan nikel, pendapatan perusahaan naik 75,4 persen menjadi Rp 3,9 triliun pada kuartal I 2023 dari Rp 2,2 triliun pad kuartal I 2022. Menurut manajemen Harita Nickel, peningkatan tersebut sebagian besar karena peningkatan volume dan lini produksi di perseroan dan entitas anak.
"Pada kuartal I 2023, perseroan mencatatkan kenaikan laba bruto sebesar 13,6 persen menjadi Rp 1,6 triliun dari Rp 1,4 triliun di kuartal I 2022," ujar manajemen.
Marjin laba bruto turun menjadi 32,7 persen, sedangkan rasio biaya operasi ke pendapatan tetap sebesar 4,2 persen karena penurunan harga batu bara dan BBM dibanding kuartal I 2022.
Selanjutnya: Sementara itu, laba periode berjalan adalah....
Sementara itu, laba periode berjalan adalah Rp 1,5 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,6 triliun. Ini disebabkan melemahnya harga nikel, kobalt, dan menguatnya rupiah di kuartal I 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Pihak manajemen Trimegah Bangun Persada berkomitmen berinvestasi dan membangun fasilitas produksi untuk meningkatkan volume dan nilai tambah produk mereka.
"Perseroan juga akan terus menjaga posisi keuangan yang sehat dan kuat untuk mengantisipasi kebutuhan modal kerja ke depan," tutur manajemen.
Sampai 31 Maret 2023, lini produksi Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF), entitas anak perseroan PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), telah menyelesaikan pembangunan lima dari delapan lini produksi yang tengah dibangun.
"Tiga lini produksi sedang dalam tahap penyelesaian dan diperkirakan akan selesai pada akhir kuartal kedua tahun ini," ujar manajemen Trimegah Bangun Persada.
Dengan demikian, total kapasitas produksi HJF akan sebesar 95 ribu metal ton per tahun jika pembangunan semua lini produksi telah rampung.
Selanjutnya: Jika digabung dengan kapasitas produksi....
Jika digabung dengan kapasitas produksi entitas anak perseroan PT Megah Surya Pertiwi (MSP), yang memiliki kapasitas produksi 25 ribu metal ton per tahun, total kapasitas produksi perseroan akan naik menjadi 120 ribu metal ton per tahun.
Selain itu, NCKL juga telah menyelesaikan lini ke-3 produksi refinery High Pressure Acid Leach atau HPAL dan mampu mencapai 100 persen kapasitas produksi dalam 2 bulan, sehingga total kapasitas produksi MHP naik dari 37 ribu metal ton per tahun pada 2022 menjadi 55 ribu metal ton per tahun di 2023.
Tak hanya itu, Harita Nickel akan melakukan bisnis proses lebih ke hilir dengan memasuki fase commisioning untuk produksi nikel sulfat sejak awal April 2023.
"Ini akan menjadi tonggak sejarah baru dalam industri baterai kendaraan listrik, dengan hadir dan beroperasinya pabrik nikel sulfat pertama di Indonesia," tutur manajemen Harita Nickel.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Temui Investor Korea di Incheon, Bahas Rencana Investasi di Bidang Energi Terbarukan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini