EKSPORTIR nanas kalengan, PT Great Giant Pineapple Coy (GGPC), rupanya tidak tersandung dampak uang ketat (TMP). Barangkali karena di seluruh dunia nanas tetap digemari. Maka, para bankir percaya investasi di sektor itu tidak akan macet. Selasa pekan silam, GGPC -- salah satu anak perusahaan kelompok Gunung Sewu menandatangani pinjaman sebesar US$ 28 juta. Dananya dikerahkan sindikasi sepuluh bank (empat bank luar negeri bank dan enam bank dalam negeri), yang dikoordinasi oleh LTCB Bank Central Asia dan Banque Nationale de Paris Cabang Singapura. Bunga yang dikenakan untuk pinjaman berjangka tiga tahun tersebut adalah 1,5% di atas LIBOR. PT GGPC menggunakannya untuk mengembangkan kapasitas usaha dengan menambah enam production line baru sehingga pabrik GGPC di Terbanggi Besar, Lampung Tengah, itu akhir 1992 bakal memiliki 18 production line. Dan tahun 1993 diproyeksikan mampu menghasilkan lima juta kaleng nanas ukuran standar (selama ini tiga juta) per tahun. Dengan kapasitas sebesar itu, PT GGPC akan menjadi produsen nanas kalengan ketiga terbesar di dunia. Yang lain adalah Dole, dengan tiga pabrik di Filipina, Muangthai, dan Hawai. Lalu, De Monte di Filipina. PT GGPC selama ini sudah mengeskpor nanas kalengan ke 24 negara, antara lain AS, Timur Tengah, Jepang, Taiwan, dan Australia. Bahkan, sudah masuk pula ke Eropa Timur, tepatnya Yugoslavia. Kalau sudah begitu, rasa nanas memang menggiurkan bagi para bankir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini