IGGI telah menjanjikan pinjaman lunak sebesar US$ 4.415,9 juta. Ini termasuk pinjaman khusus -- yang bisa segera ditarik dan dirupiahkan 1.277,8 juta. Menteri-Ketua Bappenas Saleh Afiff, seusai sidang IGGI, menjelaskan kepada wartawan TEMPO Max Wangkar, akan dipakai untuk proyek apa dana segede itu. Antara lain: Pinjaman khusus $ 1.200 juta, terbagi dua kelompok: pertama, $ 700 juta untuk membantu Neraca Pembayaran, dan dana rupiah APBN. Untuk itu pemerintah Jepang (OECF) menjanjikan $ 250 juta, Bank Dunia (IBRD) $ 25O juta, dan ADB $ 2u) juta. Kedua, untuk menunjang proyek sektoral (pertanian, irigasi, perhubungan, pariwisata, pendidikan), dan proyek prioritas sektoral. Jumlahnya $ 250 juta dari Jepang (OECFu, dan $ 200 juta dari Bank Exim Jepang. Pertanian dan Irigasi: * Perkebunan inti rakyat (PIR) kelapa dan karet bagi petani transmigran 33.000 ha. Biayanya sekitar $ 74 juta. * Rehabilitasi kebun teh rakyat di Jawa Barat. Biaya $ 96 juta dari ADB. * Penyelesaian proyek irigasi, pencetakan sawah, dan pengembangan kelembagaan petani di 13 provinsi. Biaya $ 305 juta dari IBRD. * Peningkatan dan pemeliharaan irigasi di Sum-Ut, Sum-Sel. DIY, Ja-Tim, dan NTB. Biaya $ 350 juta dari IBRD. * Pengaman banjir di Padang $ 81 juta, Surabaya (tahap II) $ 5 juta, Ujungpandang -- termasuk penyediaan air aku dan irigasi di Sul-Sel -- $ 40 juta. Semua dari Jepang. * Juga dari Jepang: irigasi di Sul-Sel $ 76 juta, dan irigasi Krueng Aceh serta pencegah banjir di Bandah Aceh (tahap II, fase II), $ 29 juta. Industri: Ini mencakup pembiayaan untuk pabrik pupuk Petrokimia Gresik, $ 256 juta, dan usaha efisiensi pabrik pupuk di Lhokseumawe, Palembang, Cikampek, dan Bontang, $ 97 juta, dari IBRD. Pertambangan dan Energi: * PLTA Singkarak unit II, $ 444 juta dari ADB * Proyek jaring transmisi dan distribusi gas di Medan dan Surabaya, $ 130 juta dari IBRD. * PLTA Kotapanjang (Riau), $ 254 juta dari Jepang. Perhubungan dan Pariwisata: * Rehabilitasi dan peningkatan jalan di 114 kabupaten dari provinsi Sum-Ut, Sum-Bar, Riau, Jambi, Bengkulu Kal-Teng, Sul-Ut, Sul-Sel, NTT, Maluku. Ir-Ja, Tim-Tim, Ja-Bar, Ja-Teng, dan Ja-tim. Biaya 65 juta dari Jepang. * Peningkatan dan pembangunan terminal dan dermaga penyeberangan Jawa-Madura dan Jawa-Bali, $ 34 juta dari Jepang. * Rekayasa dan peningkatan fasilitas angkutan sungai di Kal-Sel dan Kal-Teng, $ 70 juta dari ADB. * Rehabilitasi pelabuhan Ujungpandang, $ 56 juta dari Jepang. * Rekayasa dan peningkatan pelabuhan peti kemas Tanjungpriok, $ 200 juta dari IBRD. * Peningkatan fasilitas dan pemeliharaan jaringan kabel telekomunikasi di Jakarta (5 lokasi), Surabaya (2 lokasi), Medan. Ujungpandang, Denpasar, Semarang, dan Palembang, sebanyak $ 53 juta ditanggung Jepang. * Perbaikan kondisi sosial ekonomi sekitar 70.000 keluarga transmigran di Aceh, Riau, Bengkulu, Sum-Sel, Kal-Bar, Kal-Sel, dan Sul-Teng. Dananya $ 23() juta dari IBRD. Pendidikan: * Peningkatan kualitas dan pembangunan sekolah menengah teknologi pertanian di luar Jawa, $ 66 juta dari ADB. * Peningkatan kualitas pendidikan dasar, penyediaan buku pelajaran dan fasilitas pendidikan dengan menerapkan proses belajar-mengajar CBSA, sejumlah $ 50 juta dari IBRD. * Peningkatan dan pengembangan fasilitas pendidikan teknik untuk 6 politeknik, 10 IKIP dan 8 FKIP, $ 20 juta dari Austria. * Pengadaan laboratorium untuk 6 universitas, 8 IKIP, dan FKIP di Indonesia Barat $ 47 juta dari Inggris. Kesehatan dan KB: * Program 5 tahun penyuluhan gizi, peningkatan puskesmas di provinsi dengar angka kematian bayi tinggi, $ 90 juta dari IBRD. * Program 5 tahun pengembangan manajemen pelayanan kesehatan di 3-4 provinsi, 75 juta dari IBRD. * Perbaikan sarana penunjang program 5 tahun KB, termasuk pembinaan 25.000 calon bidan. Dananya $ 142 juta dan IBRD. * Pengembangan program KB di Indonesia Timur. Dananya $ 22 juta dari United Nations Fund for Population Activities (PBB). Perumahan Rakyat dan Permukiman: * Pengembangan sarana air bersih, air limbah, drainase, persampahan, perumahan, dan jalan kota di Ja-Tim dan Bali, $ 196 juta dari IBRD. * Pengembangan sarana dan prasarana perkotaan di wilayah Botabek (Tangerang, Bekasi, Cibinong, Citeureup, Cikarang Depok, Palaraja, dan Serpong), $ 72 juta dari ADB. * Efisiensi suplai air minum, $ 40 juta dari ADB. * Rehabilitasi dan perluasan jaringan air minum di Jakarta, $ 46 juta dari Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini