Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - CEO PT Vale Indonesia Tbk. Febriany Eddy menyatakan pihaknya akan menyerap tidak kurang dari 12.300 pekerja pada proyek penambangan nikel dan pengolahan bijih nikel yang terletak di Desa Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Hal tersebut disampaikannya saat berdialog dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Senin, 24 Mei 2021. Ia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rinciannya adalah penambangan Vale di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja dan kegiatan di pabrik pengolahan atau smelter akan membutuhkan 11.400 tenaga kerja pada periode konstruksi. "Dan sekitar 3.700 orang ketika smelter sudah beroperasi," kata Febriany.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berharap kehadiran Vale yang dulu bernama PT International Nickel Indonesia Tbk. (INCO) itu dapat berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup warga sekitar dan perekonomian kabupaten serta provinsi.
Lebih jauh, Febriany menjelaskan Vale menganut sistem penerimaan tenaga kerja berbasis kompetensi dan dilakukan secara berjenjang. Seleksi tenaga kerja selalu diawali dengan talenta lokal, sebelum beranjak ke siklus berikutnya, yaitu rekrutmen regional dan nasional.
"Sebagai perusahaan yang mengedepankan keberagaman dan inklusi, PT Vale menerima talenta dari beragam latar belakang, selama memenuhi kompetensi yang disyaratkan," kata Febriany.
Untuk menjalankan proyek ini, Vale bekerja sama dengan mitra dari Cina yang menanamkan investasi senilai US$ 1,94 miliar. Saat ini wilayah konsesi Vale di sana mencakup area kontrak karya seluas 22.699 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Desa Bahodopi. Proyek pengembangan di blok tersebut terdiri atas dua bagian utama, yaitu tambang dan pabrik atau yang biasa disebut smelter.
Adapun kegiatan penambangan Vale ini bakal dioperasikan dengan nilai investasi pembukaan tambang sebesar US$ 140 juta. Sedangkan kegiatan pengolahan bijih nikel, akan dibangun smelter dengan nilai investasi sebesar US$ 1,8 miliar.
BISNIS