Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Roma - Kardinal Peter K.A Turkson dari Vatikan menyebut perkebunan kelapa sawit telah menjadi instrumen yang efektif untuk mengentaskan kemiskinan.
“Namun harus dijaga keseimbangan antara kegiatan ekonomi dengan pengelolaan lingkungan," kata Kardinal Turkson pada acara konferensi internasional tentang pengentasan kemiskinan di Pontifical Urban University Vatikan di Roma, Selasa, 15 Mei 2018.
Baca juga: Soal Sawit, Luhut Sampaikan Surat Jokowi ke Paus Fransiskus
Karena itu, Turkson mendukung dialog konstruktif antara para pemangku kepentingan guna mencari solusi dalam rangka mencapai keseimbangan ekonomi dan lingkungan tersebut.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan yang menjadi pembicara pada sesi High Level Segment seminar menambahkan 11,6 juta hektare perkebunan kelapa sawit Indonesia, 41 persen di antaranya adalah perkebunan rakyat.
"Dari total 11,6 juta hektare perkebunan kelapa sawit Indonesia, 41 persen di antaranya adalah perkebunan rakyat. Ada 2,1 juta petani kelapa sawit di Indonesia," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, sektor pertanian sangat penting dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Pada sub sektor pertanian, kelapa sawit merupakan penyumbang devisa ekspor terbesar yaitu sekitar EUR 15,5 miliar atau lebih dari Rp 250 triliun.
Begitu pun dari aspek penyerapan tenaga kerja, terdapat 17,5 juta masyarakat Indonesia yang bekerja baik langsung maupun tidak langsung di sektor kelapa sawit.
Tan Sri Bernard Giluk Dompok, Duta Besar Malaysia untuk Vatikan, pun menyetujui pernyataan Luhut Pandjaitan. Oleh karena Malaysia juga merasakan berkah kelapa sawit.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini