Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan aset perusahaan pelat merah di Indonesia lebih besar daripada BUMN Singapura Temasek Holdings. Berapa total asetnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tadi pagi saya presentasi bahwa saat ini Kementerian BUMN itu mempunyai aset US$ 652 miliar," kata Tiko, sapaan akrabnya, saat ditemui di sela-sela acara The 4th Indonesia Human Capital Summit 2023 di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Senin, 6 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah tersebut setara dengan Rp 10.101 triliun dengan asumsi nilai tukar atau kurs Rp 15.492,4 per dolar Amerika Serikat. "Jadi kita ini udah lebih besar dari Temasek, dan mungkin salah satu portofolio terbesar di Asia," ujar Tiko.
Namun, dia tak menjelaskan lebih jauh mengenai besaran aset Temasek tersebut. Tiko melanjutkan, profit atau laba badan usaha milik negara pada tahun lalu mencapai US$ 20,6 miliar atau sekitar Rp 319,31 triliun.
Tiko memprediksi laba BUMN akan kembali meningkat pada tahun ini. "Artinya apa? Kita ini sudah menjadi portofolio besar dengan skala usaha yang raksasa," tuturnya.
Tiko menjelaskan, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) BUMN juga sudah baik. Dia mengklaim, ROE tersebut sudah mencapai 10 persen secara rata-rata. Sementara pengembalian atas aset (return on asset/ROA) sebesar 3,2 persen.
"Kita ingin dalam waktu 5 tahun ke depan, ROE mungkin bisa ke 14 sampai 15 persen, ROA-nya bisa ke 4 persen," ujar Tiko.
Lebih jauh, Tiko menuturkan BUMN tak hanya menjalankan fungsi sebagai agen pembangunan, tapi juga dituntut menghasilkan nilai yang diciptakan atau value cration. BUMN juga diminta berkontribusi terhadap dividen dan pajak pemerintah.
"Nah tadi untuk mencapai ini semua, kita 4 tahun terakhir telah melakukan transformasi besar di BUMN," kata Tiko. "Selama 4 tahun terakhir banyak sekali proses merger, restrukturisasi, holdingisasi yang kita lakukan."