Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Yogya Paling Top

Lalu lintas uang lewat wesel pos semakin meningkat kantor pos yogya setiap bulan rata-rata membayar Rp 1,5 milyar. (eb)

9 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA bangku yang disediakan di depan loket pengiriman wesel di Kantor Pos Surabaya penuh sesak. Sementara yang antre berdiri juga berdesak-desak menyerahkan uang setelah mendapat panggilan. Mereka membentuk dua barisan. Dua petugas di belakang loket seperti kewalahan memegang tumpukan wesel. "Suasana begini sudah biasa, memang begini kalau menjelang Lebaran," kata seorang petugas. Di Kantor Pos dan Giro Besar I Jakarta Pusat, suasana lebih tertib. Di sini ada 3 loket, dua di antaranya menggunakan mesin semi komputer, Olivetti model A4. Pelayanan pengiriman wesel bahkan dibuka sampai pukul 8 malam. Karena itu antrean tidak panjang. Di kota-kota besar lainnya, loket pengiriman wesel pos juga diserbu pengunjung menjelang Lebaran ini. Di Kantor Pos Medan, lonjakan pengiriman wesel rata-rata naik 20 persen menjelang Idul Fitri ini. "Itu berdasarkan penelitian yang dilakukan 10 hari sebelum Lebaran," kata Muhamad Ridwan, hubungan masyarakat Daerah Pos dan Giro VI Wilayah Sum-Ut/Aceh. Tahun 1982, 10 hari sebelum Lebaran dari Medan dikirim wesel sebanyak 5.628 buah dengan nilai Rp 227 juta. Kota terbanyak yang dituju adalah Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. "Di tiga kota itu banyak anak sekolah yang berasal dari sini," ujar Ridwan. Tidak ada perbandingan untuk tahun sebelumnya. Dari Surabaya dalam tahun 1982 dikirim wesel bernilai Rp 4.727 juta. Dari jumlah itu sebanyak 8.973 wesel senilai Rp 237,5 juta dikirim 10 hari menjelang Lebaran. Dibandingkan 10 hari menjelang Lebaran tahun 1981, besar uang yang dikirim lebih banyak tahun 1982. Tapi jumlah wesel lebih banyak 1981, yakni 9777 lembar. Wakil Kepala Kantor Pos Besar Surabaya, Saksono Hadibroto memperkirakan lonjakan pengiriman wesel menjelang Lebaran tahun ini 15 persen. "Tanda-tandanya sudah ada. Kami cukup berpengalaman dalam membaca arus," katanya. Dari Jakarta, pengiriman uang lewat wesel justru turun dari tahun ke tahun, untuk 10 hari menjelang Lebaran. Tahun 1981 tercatat 9.762 wesel bernilai Rp 814 juta. Tahun 1982 menurun jadi 25.279 wesel bernilai Rp 756 juta. Walau begitu jika dihitung setahun penuh, pengiriman wesel ada kenaikan setiap tahun. "Masyarakat masih tetap mempercayai kantor pos untuk pengiriman uang," kata A. Hamid Jusuf, wakil kepala Kantor Pos dan Giro BesarJakarta. Adapun menurunnya kiriman dalam 10 hari menjelang Lebaran, "setiap orang akan memikirkan kebutuhan rumah tangganya dulu, baru mengirimkan sanak saudaranya," katanya. Lagi pula, Lebaran sekarang ini sudah didahului libur panjang, sehingga jarang orangtua mengirimkan wesel pada anaknya. Jika di Kota Medan, Jakarta, dan Surabaya, kantor pos lebih banyak menerima pengiriman wesel, di Kota Yogyakarta terjadi sebaliknya. Menurut Kepala Kantor Pos Besar Yogyakarta, Wilmar Lumban Tobing, perbandingan pengiriman dengan pembayaran 1:9. Tahun 1982 pengiriman wesel lewat Yogya tercatat Rp 1,8 milyar sedang wesel yang dibayar Rp 16,8 milyar. Pembayaran wesel itu meningkat terus dari tahun ke tahun. Tahun 1981, pembayarannya hanya Rp 12 milyar. Sedang tahun 1983 sampai bulan Juni, kantor pos Yogya sudah membayar wesel bernilai Rp 8,2 milyar. "Angka ini tidak termasuk catatan di Kantor Pos Wonosari yang sudah berdiri sendiri," ujar Tobing. Karena besarnya penerima wesel di kota pelajar ini, pembayaran dilakukan di 10 kantor pos tambahan, dan 31 kantor pos pembantu di seluruh Yogyakarta. Tidak ada data dari mana saja asal wesel itu, namun Tobing memperkirakan, lebih banyak datang dari arah Jakarta dan Jawa Barat. Lalu lintas pengiriman wesel yang timpang antara penerimaan dan pembayaran itu ternyata tak berpengaruh pada stok uang di masing-masing kantor pos. Setiap kantor pos punya cadangan dana yang sudah jauh mencukupi. Tobing menunjuk contoh Kantor Pos Yogya yang rata-rata setiap bulan membayar Rp 1,5 milyar. "Setiap hari harus tersedia dana Rp 50 juta," katanya. Jika dana itu dirasakan kurang, tambahan bisa diminta dari Bandung dan uang dikirim lewat bank. "Uang yang diterima masing-masing kantor pos tidak perlu dikirim ke kantor pos lainnya. Yang dikirim kartu weselnya saja," kata Tobing. Pemalsuan wesel belum pernah terdengar. Bahkan kantor pos yang membayar wesel tak perlu mengontak kantor pos asal wesel. Ada kode-kodenya. "Kode di kartu wesel sudah lebih dari cukup untuk menghindari penipuan atau pemalsuan," kata Saksono dari Kantor Pos Surabaya. Karena prosedur pembayarannya yang mudah dan kiriman diterima aman, kantor pos masih tetap dipercayai masyarakat. Apalagi biayanya murah. Per seribu rupiah kena tarif Rp 25, sedang untuk pengiriman kilat ditambah biaya Rp 165. "Setiap bulan saya terima wesel Rp 35.000. Tak pernah menemui kesulitan. Kalau ramai paling antre sepuluh menit," kata Hinson Simamora, seorang mahasiswa di Yogya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus