Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Gerbong INKA di Rel Lokal

PT INKA di Madiun memproduksi gerbong penumpang berdasarkan lisensi Nippon Sharyo.

9 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIKA semuanya lancar, dua tahun lagi di atas rel milik PJKA akan menggelinding gerbong penumpang kereta api hasil rakitan PT Industri Kereta Api (Inka), Madiun. Sejumlah 126 gerbong penumpang, yang diproduksi berdasarkan lisensi dari Nippon Sharyo, produsen kereta api terkemuka di Jepang, pada 1985, direncanakan siap dioperasikan secara komersial. "Disain, prosedur pengujian, dan kualitas semuanya mengikuti standar internasional," ujar Haryono Subyantoro, direktur teknologi Inka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan demikian diharapkan gerbong penumpang rakitan Madiun itu, untuk kelas III CW, kelas II BW, dan CFW (kereta makan), akan nyaman dan aman pula jika meluncur di rel lokal. Belum diperoleh kepastian, berapa harga jual gerbong penumpang tadi, yang dianggap cukup untuk menutupi biaya produksi, dua tahun mendatang. Yang sudah pasti, gerbong barang hasil rakitannya, yang juga dibuat berdasarkan lisensi Nippon Sharyo diperkirakan sedikitnya akan berharga Rp 40 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyesuaian tampaknya perlu dilakukan, sesudah rupiah didevaluasikan terhadap dollar. Karena seluruh komponennya masih diimpor. Hari-hari ini memang, Inka yang didirikan dua tahun lalu itu, sedang sibuk menyelesaikan pesanan 400 gerbong yang terdiri dari 250 gerbong tangki untuk minyak kelapa sawit, dan 150 gerbong untuk angkutan batu bara. Agustus mendatang pesanan itu diharapkan selesai seluruhnya.

Sesudah itu, Inka harus bekerja giat lagi memenuhi permintaan 200 gerbong barang untuk PT Pupuk Pusri, 766 gerbong untuk PJKA, dan 344 gerbong untuk angkutan batu bara Proyek Bukit Asam. Hanya sekitar 20% dari seluruh kebutuhan komponen untuk perakitan gerbong itu didatangkan dalam bentuk terurai jadi, sedang sisanya dalam bentuk setengah jadi. Di Inka barang setengah jadi itu kemudian diolah lagi menjadi komponen, yang siap dirangkaikan dengan komponen lainnya.

Dengan cara itulah, perusahaan yang dibina Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini, perkirakan memperoleh nilai tambah sekitar 44% Dalam kaitan dengan kegiatan sekrup menyekrup itu, peranan Nippon Sharyo memindahkan pengetahuan dan teknologinya, elas sangat besar.

Dari sisi alih teknologi inilah, Inka konon bisa memetik keuntungan yang sulit diukur. "Tapi dari segi keuangan masih belum begitu besar," ujar Haryono. Maklum, sebagai konsekuensi atas pemakaian disain dari Nippon Sharyo itu, pihak Indonesia harus mengeluarkan uang cukup besar untuk membayar semacam ongkos royalty. Dengan upaya semacam itulah, Inka yang kini hanya mengerjakan tahap akhir dalam sebuah rangkaian produksi, kelak diharapkan berkembang jadi industri yang serba lengkap (full manufacturing).

Di dalam bangunan baru di atas kawasan 20,7 ha itu, yang sebagian didirikan tahun 1884, pemerintah telah menanamkan dana Rp 7 milyar. Tambahan modal hingga mencapai Rp 60 milyar, secara berangsur akan dilakukan dalam tempo 10 tahun mendatang. Suatu program terpadu menyongsong tahap industri penuh itu kabarnya sudah disusun manajemen Inka.

Sejumlah 28 karyawan belum lama ini dikirim ke pusat industri Nippon Sharyo mengikuti program latihan dan pendidikan di sana. Dengan demikian, sesudah kembali ke Madiun, mereka bisa ikut menularkan keterampilan yang berhasil mereka peroleh. Dan ternyata inovasi semacam itu, yang juga diikuti dengan kenaikan gaji 20% dan tambahan kesejahteraan, punya akibat psikologis cukup baik di kalangan karyawan. Salah satu indikasinya adalah pada absensi karyawan di situ.

Jika sebelumnya jumlah karyawan yang bolos mencapai 30-40% maka sekarang yang bolos tinggal 10-15%. Untuk mencegah karyawan sama sekali tidak bolos, masih sulit dilakukan. "Apalagi jika sedang musim menuai padi tiba," ujar seorang pejabat di situ.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Gerbong INKA di Rel Lokal"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus