Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Yang pertama, deteksi dini serta tata laksana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang kedua, akses layanan kesehatan yang setara dan terapi baru sebagai hak semua orang," kata Dante dalam siaran "Ginjal Sehat untuk Semua" oleh Kementerian Kesehatan di kanal YouTube, Rabu, 27 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yang ketiga, adalah pemberdayaan pasien serta komunitas sebagai kunci pencegahan dan pengendalian penyakit ginjal kronis. Dia mengutip Mahatma Gandhi bahwa kesehatan adalah kekayaan yang sejati, bukan emas maupun perak. Menurutnya, kutipan tersebut juga berlaku untuk kesehatan ginjal karena salah satu organ terpenting manusia.
"Ginjal kita bisa bekerja tanpa lelah setiap hari untuk menyaring darah membuang sisa racun dalam tubuh, suatu fungsi vital yang memungkinkan kita menjalani hidup sehat dan produktif," jelasnya.
Beban pembiayaan yang tinggi
Dante menyebut penyakit ginjal kronis telah menjadi pandemi global yang menyerang 850 juta orang di seluruh dunia dan setiap tahun menyebabkan 3,1 juta kematian pada 2019. Di Indonesia, penyakit ginjal kronis adalah penyebab kematian tertinggi ke-10, dengan prevalensi hampir 750 ribu jiwa pada usia lebih dari 15 tahun.
"Riset Kesehatan Dasar menyebutkan bahwa peningkatan proporsi penduduk dengan kasus ginjal yaitu 0,2 persen pada tahun 2013, meningkat menjadi 0,4 persen pada tahun 2018," paparnya.
Selain itu, penyakit tersebut menyebabkan beban pembiayaan yang tinggi. Mengutip BPJS, Dante menyebut pada 2023 terdapat peningkatan pembiayaan penyakit ginjal kronis dari Rp 2,1 triliun di tahun 2022 menjadi Rp 2,9 triliun di 2023.
"Bayangkan, 0,8 triliun, hampir 1 triliun dalam waktu 1 tahun," katanya.
Dia menjelaskan strategi Kementerian Kesehatan dalam penanganan penyakit itu tertuang dalam transformasi kesehatan tahun 2021-2024, yakni cara-cara promotif dan preventif seperti deteksi dini, penguatan layanan rujukan peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga kesehatan, dan membangun serta memperkuat kemitraan.
Wamenkes juga mengajak seluruh pihak untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pencegahan melalui media sosial, gelar wicara, dan lain-lain sebagai upaya menambah pengetahuan dan kesadaran tentang penyakit ginjal kronis, juga untuk membangun komitmen bersama.
Pilihan Editor: Urolog Sebut Penyebab Batu Ginjal dan Ragam Penanganannya