Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asam folat menjadi salah satu vitamin yang penting untuk kesehatan setiap orang, bukan saja bagi ibu hamil. Apa saja manfaat asam folat?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asam folat atau folic acid adalah salah satu vitamin B kompleks yang dapat larut dalam air dan memiliki peran vital dalam berbagai proses tubuh. Biasanya asam folat dianjurkan bagi ibu hamil karena membantu dalam pembentukan janin yang sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, asam folat atau yang juga dikenal sebagai vitamin B9 tidak hanya bertanggung jawab untuk mendukung pertumbuhan janin selama kehamilan, tetapi juga memiliki dampak yang besar pada kesehatan tubuh secara umum.
Anda membutuhkan asam folat karena dapat menjaga sistem saraf yang sehat, bekerja dengan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah sehat yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, serta membantu memecah, menggunakan dan membuat protein.
Manfaat Asam Folat
1. Mencegah Cacat Tabung Syaraf Selama Kehamilan
Dikutip dari Health, penyedia layanan kesehatan merekomendasikan orang hamil dan orang yang akan hamil untuk mengonsumsi asam folat untuk membantu mengurangi risiko cacat tabung saraf pada janin.
Cacat tabung saraf mempengaruhi pembentukan otak, tulang belakang, atau sumsum tulang belakang. Cacat yang paling umum termasuk spina bifida (tulang belakang yang kurang berkembang) dan anencephaly (hilangnya bagian otak dan tengkorak). Mengonsumsi 400 mikrogram (mcg) asam folat setiap hari dapat membantu mengurangi risiko cacat tabung saraf.
2. Mengurangi Faktor Risiko Penyakit Jantung
Dikutip dari Healthline, suplemen berbasis folat, termasuk asam folat dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit jantung. Tingginya kadar asam amino homosistein diduga meningkatkan risiko penyakit jantung. Karena folat membantu memecah homosistein, rendahnya folat dapat menyebabkan kadar homosistein tinggi, yang juga dikenal sebagai hiperhomosisteinemia.
Suplemen asam folat dapat membantu menurunkan kadar homosistein dan dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Misalnya, tinjauan yang mencakup 30 penelitian dengan total peserta lebih dari 80.000 menunjukkan bahwa suplementasi asam folat menyebabkan penurunan risiko penyakit jantung secara keseluruhan sebesar 4 persen dan penurunan risiko stroke sebesar 10 persen.
Terlebih lagi, penggunaan suplemen asam folat bersama dengan obat antihipertensi dapat menurunkan tekanan darah tinggi secara signifikan dibandingkan obat antihipertensi saja. Suplemen asam folat juga dapat meningkatkan fungsi pembuluh darah pada penderita penyakit jantung.
3. Pembentukan Sel-Sel Tubuh
Asam folat bekerja sama dengan vitamin B12 dan vitamin C untuk membantu tubuh memecah, menggunakan, dan membentuk protein baru. Dikutip dari bnp.jambiprov.go.id, asam folat juga membantu dalam pembentukan sel darah merah dan produksi DNA, yang merupakan dasar penting dalam membentuk fondasi tubuh dengan informasi genetik yang diperlukan.
4. Mencegah Kekurangan Darah (Anemia)
Anemia merupakan kondisi umum yang sering terjadi akibat kurangnya asupan asam folat untuk membentuk sel darah merah. Keberadaan asam folat yang cukup sangat krusial karena kurangnya senyawa ini dapat menghambat produksi sel darah merah, meningkatkan risiko terjadinya anemia, dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
5. Mengurangi Risiko Stroke
Asam folat dapat membantu menurunkan kadar homosistein, dan peningkatan kadar homosistein dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Penelitian menunjukkan mengonsumsi asam folat dapat membantu mencegah stroke, terutama di negara-negara yang tidak memiliki program fortifikasi asam folat yang menambahkan asam folat ke dalam makanan.
6. Memperlambat Degenerasi Makula Terkait Usia
Mengonsumsi asam folat dosis tinggi dapat membantu memperlambat perkembangan degenerasi makula terkait usia. Gangguan mata ini menyebabkan hilangnya penglihatan sentral, dan orang berusia 65 tahun ke atas lebih mungkin mengalami kondisi tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin B, termasuk B6, folat, dan B12 , dapat membantu mengatur faktor risiko potensial terjadinya degenerasi makula terkait usia, seperti kadar homosistein dan hiperhomosisteinemia. Penelitian menemukan asam folat dosis tinggi lebih efektif memperlambat perkembangan dibandingkan tiamin (vitamin B1) dan riboflavin (vitamin B2), yang sering digunakan untuk membantu mengobati degenerasi makula.