Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ahli Gizi Tak Sarankan Gunakan Blender untuk Membuat MPASI, Ini Sebabnya

Orang tua diminta untuk tidak menggunakan blender saat membuat MPASI karena dapat berisiko diare pada bayi.

2 Februari 2024 | 11.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bayi makan/menyuapi bayi. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis gizi Tan Shot Yen meminta orang tua untuk tidak menggunakan blender saat membuat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) karena dapat berisiko diare pada bayi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi seperti pepaya dikerok, pisang dikerok, tidak menggunakan blender atau juicer, kenapa? Risiko diare," katanya dalam diskusi mengenai MPASI, Kamis, 2 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tan menjelaskan pergantian peralatan makanan dalam menyiapkan MPASI untuk bayi dapat mengakibatkan risiko makanan terkontaminasi, terlebih pada bayi yang masih sensitif dan baru belajar makan.

"Jadi, alangkah baiknya kalau misalnya kita pakai pepaya, itu dibelah, satu-satunya alat yang kita pakai cuma sendok bayi. Kerok, suap, kerok, suap. Begitu pula dengan pisang," tambahnya.

Tekstur terlalu cair
Selain itu, Tan menyebutkan penggunaan blender dalam melumat MPASI menyebabkan teksturnya terlalu cair dan tidak disukai bayi yang suka makanan yang lunak, kental, dan tidak cair. Ia menganjurkan kepada para ibu untuk meracik MPASI menggunakan metode ulek dan saring sebagaimana yang direkomendasikan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dibagikan pemerintah.

"Kenapa ulek saring? Kenapa di buku KIA ditulisnya ulek saring? Karena begitu kalian ulek saring, maka serat yang tidak larut, itu akan tertinggal di atas saringan," ujarnya.

Menurut Tan, serat yang tidak larut penting dikonsumsi bayi agar dapat buang air dengan lancar dan tidak sembelit. "Kalau pakai blender, mau serat larut, serat tidak larut, itu tertelan sama anaknya. Padahal serat yang tidak larut itu penting banget," tegasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus