Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis gizi Tan Shot Yen meminta orang tua untuk tidak menggunakan blender saat membuat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) karena dapat berisiko diare pada bayi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi seperti pepaya dikerok, pisang dikerok, tidak menggunakan blender atau juicer, kenapa? Risiko diare," katanya dalam diskusi mengenai MPASI, Kamis, 2 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tan menjelaskan pergantian peralatan makanan dalam menyiapkan MPASI untuk bayi dapat mengakibatkan risiko makanan terkontaminasi, terlebih pada bayi yang masih sensitif dan baru belajar makan.
"Jadi, alangkah baiknya kalau misalnya kita pakai pepaya, itu dibelah, satu-satunya alat yang kita pakai cuma sendok bayi. Kerok, suap, kerok, suap. Begitu pula dengan pisang," tambahnya.
Tekstur terlalu cair
Selain itu, Tan menyebutkan penggunaan blender dalam melumat MPASI menyebabkan teksturnya terlalu cair dan tidak disukai bayi yang suka makanan yang lunak, kental, dan tidak cair. Ia menganjurkan kepada para ibu untuk meracik MPASI menggunakan metode ulek dan saring sebagaimana yang direkomendasikan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dibagikan pemerintah.
"Kenapa ulek saring? Kenapa di buku KIA ditulisnya ulek saring? Karena begitu kalian ulek saring, maka serat yang tidak larut, itu akan tertinggal di atas saringan," ujarnya.
Menurut Tan, serat yang tidak larut penting dikonsumsi bayi agar dapat buang air dengan lancar dan tidak sembelit. "Kalau pakai blender, mau serat larut, serat tidak larut, itu tertelan sama anaknya. Padahal serat yang tidak larut itu penting banget," tegasnya.
Pilihan Editor: Dokter Ingatkan Pemberian Air Putih Tak Bikin Anak Stunting