Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Alasan Cokelat Identik dengan Hari Libur Nataru

Cokelat menjadi salah satu makanan terfavorit yang identik dengan perayaan hari Natal, Tahun Baru, alias libur Nataru dan hari besar lainnya.

15 Desember 2023 | 12.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cokelat merupakan salah satu makanan paling populer di dunia, karena siapa saja pasti pernah makan dan mencicipi cokelat. Selain rasanya yang manis, cokelat juga identik dengan perayaan beberapa hari libur termasuk libur Nataru dan hari besar seperti Natal, Tahun Baru, thanksgiving, dan hari valentine.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kendati demikian, cokelat dikenal sebagai makanan atau camilan yang disajikan saat keluarga menikmati liburan. Seperti dilansir dari laman Fauchon.com, cokelat dulunya menjadi sebuah simbol kemewahan yang hanya dibuat dan disajikan ketika ada tradisi tertentu saja.

Biji Kokoa 

Sebelumnya, biji kokoa yang merupakan bahan baku pembuatan cokelat merupakan barang langka yang hanya dimiliki oleh Suku Aztec dan Suku Maya yang dikenal merupakan salah satu suku yang menempati benua Amerika bagian tengah. Namun demikian, setelah masa kolonialisasi Amerika, resep pembuatan cokelat menjadi tersebar di negara-negara Eropa dan dengan seketika menjadi makanan yang hanya disajikan bagi bangsawan pada abad ke-16 dan ke-17.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, seperti dilansir dari laman Liftchocolates.com, antara Suku Aztec dan Suku Maya meyakini bahwa biji kokoa merupakan pemberian dari Tuhan dan digunakan sehingga hanya dikonsumsi ketika upacara keagamaan. Selain itu, dalam beberapa kesempatan, biji kokoa juga digunakan untuk pengobatan dan sebagai alat tukar. 

Lebih lanjut, sebagai sajian yang hanya dikonsumsi oleh kaum bangsawan, cokelat menjadi suatu barang mewah sehingga penyajian cokelat sebagai hadiah masih tergolong jarang. Sebelumnya, perayaan natal yang selalu dilaksanakan pada 25 Desember setiap tahunnya identik dengan pemberian hadiah sebagai bentuk kasih sayang terhadap orang yang dikasihi.

Sementara itu, seperti dilansir dari laman Planetchocolat.com, cokelat dan natal menjadi identik ketika masuk pada abad pertengahan, saat benua Eropa mengalami titik terendah matahari dan musim dingin yang berat bagi semua masyarakat Eropa. Namun demikian, pada saat itu, masing-masing keluarga hanya memiliki tempat perapian yang digunakan sebagai penghangat untuk seluruh keluarga. 

Berikutnya, pada abad ke-12, Gereja Katolik memiliki tradisi baru untuk menaburkan air suci, garam, minuman anggur yang telah dimasak, atau minyak yang dilakukan selama 3 hari untuk menghalau nasib buruk. Sementara itu, cokelat menjadi identik dengan hari natal pada 1847, saat Joseph Fry menemukan cara untuk membuat cokelat batangan. 

Dengan adanya penemuan tersebut, hal tersebut menjadikan cokelat batangan menjadi camilan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum. Hal tersebut menjadikan cokelat sebagai salah satu hadiah terfavorit yang ada di publik tak terkecuali di saat libur Nataru.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus