Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua yang menambah keterampilan anak dengan kursus. Sistem kursus dan kegiatan ekstrakurikuler sengaja dirancang untuk membantu siswa mencapai tonggak dasar dalam pendidikan yang harus dicapai untuk setiap tingkat kelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses ini juga secara langsung menanamkan rasa lapar untuk belajar lebih banyak dan menentukan tujuan masa depan. Sayangnya, kelas tambahan ini juga seringkali memberikan kebosanan pada anak-anak, khususnya yang telah menguasai konsep-konsep yang dipelajari temannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika anak mengalami kebosanan saat kursus atau mengikuti ekstrakurikuler serta mulai kehilangan ambisi, maka proses pembatasan periode belajar ekstra ini bisa dilakukan. Berikut beberapa tips mudah untuk mengelola kebosanan si kecil saat sedang mengikuti kursus.
Komunikasi
Diskusikan masalah yang dialami anak dengan guru kursus dan mintalah si kecil untuk diizinkan mengerjakan materi yang lebih menantang dan sesuai dengan silabus.
Jadikan anak mentor
Mintalah anak untuk membantu temannya yang mungkin kesulitan belajar. Proses ini dapat membantu memberinya tujuan tambahan dan menunjukkan kepada anak cara mengajarkan keterampilan serta menguasainya.
Memupuk pemikiran anak
Kursus bukanlah tempat absolut di mana proses pembelajaran harus terjadi. Jadi, jika anak tidak mendapatkan stimulasi mental yang dibutuhkan selama mengikuti kursus, maka berikan sentimen itu di platform belajar lain. Tidak ada salahnya untuk mendaftarkan si kecil dalam program dan kegiatan ekstrakurikuler lain yang mungkin lebih cocok dengan karakter anak.