Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Antiseptik Tak Selalu Baik

Membiarkan anak tak takut kotor baik untuk kekebalan tubuhnya.

27 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Membiarkan anak tak takut kotor baik untuk kekebalan tubuhnya.
Perbesar
Membiarkan anak tak takut kotor baik untuk kekebalan tubuhnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Setiap orang tua selalu berusaha menjaga kebersihan anaknya agar tetap sehat. Bahkan tak jarang orang tua selalu menyediakan antiseptik demi melindungi anak dari kuman. Namun, menurut dokter spesialis kulit Matahari Arsy, penggunaan antiseptik belum tentu baik bagi anak, apalagi jika diberikan secara rutin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pemberian antiseptik kepada anak secara tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan kulit bayi lebih mudah iritasi. Dengan adanya iritasi, anak akan lebih rentan terserang penyakit dan infeksi," ujar Matahari di Jakarta, Kamis, 16 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Matahari menuturkan, selama ini kebanyakan orang tua berpikir bahwa bersih itu baik bagi anak. Akibatnya, antiseptik kian populer. Para orang tua tak segan memberikan antiseptik kepada anak. Padahal, menurut Matahari, penggunaan antiseptik hanya dianjurkan pada saat yang benar-benar dibutuhkan, misalnya setelah anak bermain kotor di luar rumah.

"Penggunaan antiseptik berlebih bisa membuat kulit anak-anak jadi mudah gatal-gatal. Yang kami takutkan, malah bisa terjadi eksim," kata dokter dari Bamed Healthcare ini.

Bukan hanya antiseptik, orang tua juga kerap meminta anak-anaknya sering membasuh tangan agar tetap bersih. Apalagi anak-anak senang menyentuh banyak benda yang mereka lihat, lalu dimasukkan ke mulut. Namun Matahari mengatakan bahwa mencuci tangan terlalu sering dapat merusak barier kulit.

"Sebenarnya bakteri yang ada di tangan anak atau bahkan di kulit orang dewasa pun tidak semua bakteri jahat, ada juga bakteri baik. Artinya, kita tidak perlu cuci tangan sesering itu."

Lapisan barier pada kulit sangat penting bagi anak. Pada keadaan normal, lapisan ini bisa memperbaiki dirinya sendiri. Barier kulit merupakan pertahanan kulit terhadap suhu, kelembapan, dan virus atau bakteri. Barier juga berfungsi melindungi tubuh dari paparan bahan-bahan yang bisa menyebabkan iritasi.

Sebetulnya tubuh anak yang kotor saat bermain tidaklah jadi masalah. Menurut Matahari, kuman yang menempel pada tubuh anak justru baik untuk merangsang ketahanan tubuh. Sebab, ketahanan tubuh itu bisa terangsang oleh apa yang menempel pada tubuh.

"Kalau memang harus mencuci tangan pakai sabun, usahakan yang tidak mengandung antiseptik. Bahkan, kalau bisa, pakai sabun bayi saja. Penggunaan sabun bayi untuk cuci tangan juga baik untuk orang dewasa," kata dia.

Adapun penggunaan tisu basah pada bayi, kata Matahari, masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Pasalnya, tekstur tisu basah itu sendiri lebih lembut dibanding handuk ataupun kain yang ada di rumah. Tekstur tersebut aman jika digunakan untuk membersihkan si kecil.

Namun di dalamnya masih ditemukan kandungan alkohol, pengawet, dan pewangi yang rentan menimbulkan iritasi pada kulit anak. Jika memang terpaksa harus menggunakan tisu basah, Matahari menganjurkan untuk memilih produk yang tidak mengandung bahan-bahan tersebut.

"Saat ini sudah ada produk yang bebas alkohol dan pewangi. Namun masih jarang yang bebas pengawet. Untuk teknik membersihkannya, lebih baik dengan cara menepuk-nepuk kecil ketimbang harus digosok-gosok," ujar Matahari.

Tisu basah, kata Matahari, tidak dianjurkan untuk penggunaan rutin. Tisu basah diusahakan hanya dipakai pada saat yang sangat genting, seperti ketika bepergian yang tidak memungkinkan adanya air untuk membasuh. Matahari tetap merekomendasikan teknik membersihkan anak dengan air yang mengalir dan handuk kering.

Spesialis penyakit dalam dari Piedmont Healthcare, Samer Blackmon, sepakat bahwa mencuci tangan yang berlebihan dan menggunakan antiseptik lebih banyak dampak buruknya ketimbang manfaatnya. Menurut dia, jika menggunakan pembersih tangan, bakteri yang membantu membangun sistem kekebalan akan hilang.

"Kebersihan yang baik itu penting, tapi menjadi germaphobe bisa berbahaya bagi kesehatan Anda. Mencuci tangan berlebihan memungkinkan serangga yang resistan antibiotik masuk ke sistem dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit," ujar Blackmon dalam situs resmi Piedmont Healthcare.

Saat masih kanak-kanak, sistem kekebalan tubuh seseorang berkembang akibat paparan kuman setiap hari. Pada dasarnya sistem kekebalan tubuh menyesuaikan dan mengatur dirinya sendiri. Ketika membatasi paparan parasit, bakteri, dan virus pada awal kehidupan, anak-anak menghadapi kemungkinan lebih besar untuk tidak dapat melawannya.

"Para peneliti percaya hal ini bisa meningkatkan kecenderungan alergi, asma, dan penyakit autoimun lainnya pada anak di kemudian hari," ujar Blackmon.

Blackmon menuturkan, terlalu banyak menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol atau terlalu sering mencuci tangan dapat menjadi bumerang. Terlalu banyak mencuci tangan dapat menyebabkan tangan mengering, pecah, dan berdarah. Jika terjadi, keadaan ini memungkinkan kuman masuk ke tubuh.

"Mencuci tangan sebelum makan adalah kebiasaan yang baik. Tapi tidak membiarkan anak bermain di taman bermain umum karena takut tempat itu penuh kuman adalah hal berlebihan. Gunakan akal sehat. Cucilah tangan jika berada di sekitar seseorang yang sakit, setelah menggunakan kamar mandi, dan setelah meniup hidung atau bersin." PIEDMONT.ORG | LARISSA HUDA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus