Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Ada beragam pernak-pernik gaya kehidupan mulai dari gaya hidup mainstream, ekstrem, atau simpel, bohemian, bahkan glamor. Bagaimana bohemian bisa jadi gaya hidup?
Menilik Gaya Hidup Bohemian
Gaya hidup bohemian, bohemian lifestyle, atau bohemiansm merupakan gaya hidup yang tidak biasa atau konvensional. Bohemian mungkin identik dengan gaya berpakaian alias bohemian style. Seseorang bisa mengadopsi gaya berpakaian bohemian. Tetapi bohemiansm lebih dari sekedar tampilan luar.
Baca : Gaya Kece Luna Maya di Festival Coachella Bersama Para Sahabat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gaya hidup bohemian boleh dibilang sebagai gaya hidup bebas. Para penganut umumnya tidak peduli dengan nilai dan norma di masyarakat. Mereka bebas berekspresi, baik tentang pemikiran atau selera hidup. Tetapi bukan berarti bohemian berkonotasi dengan sesuatu yang negatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Britannica, seseorang dengan “jiwa” bohemian berusaha untuk menjalani kehidupan kebebasan kreatif di luar materialisme, kekerasan, dan aspek lain dari masyarakat yang mereka anggap korup. Selain busana, bohemian juga dapat diterapkan dalam berbagai segi kehidupan. Misalnya musik, artistik, sastra atau spiritual.
Kata bohemian berasal dari bahasa Prancis, bohemién. Kata ini disebut muncul pada abad ke-15. Penggunanya ditujukan kepada orang Roma dengan konotasi merendahkan. Hal ini lantaran gaya hidup mereka yang nomaden, bebas aturan, dan melakukan pekerjaan yang tidak biasa. Umumnya para bohemién hidup di daerah miskin di kota-kota Prancis.
Seiring berjalannya waktu, pada abad ke-19, istilah bohemian luntur dari makna rendah. Sebaliknya, kehidupan nyentrik mereka yang identik dengan nomadisme, kreativitas, dan kemiskinan menjadi alternatif gaya hidup bagi orang-orang yang berjiwa bebas. Tak ada ciri khusus bohemian. Sebab karakteristik justru akan menghilangkan makna kebebasan itu sendiri.
Bohemian yang dulu erat dengan konotasi miskin, beralih digunakan untuk menyebut gaya hidup para seniman, aktris, penulis, jurnalis, hingga aktor pada abad ke-19. Mereka yang menganut bohemiansm memilih hidup sederhana, senang berpindah-pindah dan tak terlalu peduli dengan materi. Mereka juga tidak terikat dengan politik, fenomena sosial, dan aturan.
Dalam Bohemian Manifesto: a Field Guide to Living on the Edge, penulis Laren Stover membagi bohemian menjadi lima pola pikir atau gaya yang berbeda, sebagai berikut:
1. Beat: juga drifter, tetapi non-materialis dan berfokus pada seni.
2. Dandy: tidak ada uang, tapi coba tampil seolah-olah mereka memilikinya dengan membeli dan memajang barang-barang mahal atau langka – seperti merek alkohol.
3. Gipsi: tipe ekspatriat, mereka menciptakan cita-cita Gipsi mereka sendiri tentang nirwana ke mana pun mereka pergi.
4. Nouveau: bohemian yang kaya yang mencoba menggabungkan bohemianisme tradisional dengan budaya kontemporer.
5. Zen: “post-beat”, fokus pada spiritualitas daripada seni.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Hubungan Gaya Busana Bohemian dan Budaya Hippie
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.