Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Dari Buku Bahasa Asing Hingga Panci

Perpustakaan asing di Jakarta punya ribuan koleksi buku berbahasa asing sesuai dengan negara asal. Ada juga konsol game dan panci.

5 Mei 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta di Menteng, Jakarta, 3 Mei 2024. TEMPO/ Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Koleksi buku perpustakaan asing di Jakarta didominasi buku berbahasa asing sesuai dengan negaranya.

  • Mereka juga menyediakan DVD film, CD musik, dan konsol game berbahasa Jerman.

  • Kebanyakan pengunjung adalah orang yang ingin belajar bahasa asing atau kebudayaan negara tersebut.

KOLEKSI buku di perpustakaan-perpustakaan asing di Jakarta memang didominasi buku berbahasa asing sesuai dengan negara asal. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta, misalnya, dikelola Kedutaan Besar Kerajaan Jerman dan mayoritas koleksinya adalah buku tentang pembelajaran bahasa Jerman. "Selanjutnya buku anak dan remaja, komik, sampai sastra terbaru," kata Kepala Bagian Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta Nathalie Sugondho ketika ditemui di kantornya, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nathalie mengatakan saat ini perpustakaannya memiliki 9.000-an koleksi, yang terdiri atas 5.000 buku, ratusan DVD film, ratusan CD musik, puluhan permainan kartu, dan puluhan game konsol. Seluruh DVD, CD, dan game itu juga berbahasa Jerman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan koleksi buku berbahasa Jerman, wajar para pengunjung umumnya adalah orang-orang yang punya kepentingan dengan Jerman, seperti mahasiswa yang belajar bahasa Jerman hingga orang-orang yang tertarik pada budaya negara itu. Hampir separuh pengunjung Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta adalah peserta kursus bahasa Jerman di sana. Sembari menunggu jam kursus dimulai, sebagian siswa memanfaatkan perpustakaan untuk membaca buku atau mengerjakan tugas. "Hampir separuhnya lagi adalah mahasiswa jurusan bahasa Jerman di beberapa universitas di Jakarta," ujar Nathalie.

Etalase peralatan rumah tangga perpustakaan benda di Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta di Menteng, Jakarta, 3 Mei 2024. TEMPO/ Nita Dian

Nathalie mengakui masih banyak masyarakat yang menganggap perpustakaan ini khusus untuk siswa Goethe-Institut Jakarta. Padahal Perpustakaan Goethe-Institut adalah perpustakaan umum. "Perpustakaan ini sebenarnya umum. Cuma, isi koleksinya khusus karena kebanyakan berbahasa Jerman," ujarnya. Adapun syarat menjadi anggota perpustakaan ini cukup mudah, yakni wajib berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, atau Bekasi serta membayar biaya keanggotaan sebesar Rp 50 ribu untuk satu tahun.

Uniknya, sejak Oktober 2023, Nathalie menjajal perpustakaan benda. Awalnya, ia menyediakan 19 jenis peralatan masak untuk dipinjamkan kepada anggota perpustakaan. Menurut dia, perpustakaan benda dimaksudkan untuk mendorong gerakan ramah lingkungan. Peralatan itu sebenarnya bersifat abu-abu karena tidak terlalu sering dipakai untuk memasak. Ia mencontohkan, peralatan itu di antaranya alat untuk menggoreng tanpa minyak atau air fryer, panci presto, mesin pembuat pasta, dan timbangan dapur digital. "Daripada beli mahal dan setahun paling dipakai satu atau dua kali, lebih baik pinjam saja," ucapnya.

Nathalie menuturkan fasilitas ini diminati cukup banyak anggota perpustakaan. Saat ini ia sedang mengkaji kemungkinan menambah koleksi perpustakaan benda dengan perkakas lain, seperti bor listrik.

Perpustakaan Erasmus Huis di Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta, 3 Mei 2024. TEMPO/ Nita Dian

Mayoritas koleksi buku Perpustakaan Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis Jakarta juga berbahasa Belanda. Rinciannya, 80 persen merupakan buku berbahasa Belanda, 15 persen buku terjemahan bahasa Inggris, dan 5 persen sisanya buku berbahasa Indonesia. Walhasil, mayoritas pengunjung adalah orang-orang yang mampu menggunakan bahasa Belanda.

Menurut pustakawan Erasmus Huis, Fadila Muhamad, jumlah pembaca buku berbahasa Belanda di perpustakaan ini makin menurun. Selama ini, orang yang memanfaatkan koleksi buku adalah mahasiswa sastra Belanda dan orang-orang tua yang bisa berbahasa Belanda sejak kecil. "Untuk para senior ini, jumlahnya makin berkurang," kata Fadila pada Jumat, 3 Mei lalu.

Perpustakaan Erasmus Huis harus putar otak untuk menambah jumlah pengunjung, terutama yang berusia muda. Salah satu caranya adalah memperbanyak koleksi buku berbahasa Inggris, yang dinilai lebih familier di kalangan anak muda Indonesia.

Adapun jenis koleksi buku terbanyak di Erasmus Huis adalah fiksi, baik untuk dewasa maupun anak. Buku-buku ini kebanyakan ditata di rak-rak yang berada di lantai dasar. Adapun buku nonfiksi kebanyakan disimpan di rak ruang mezanin. "Paling banyak buku nonfiksi koleksi kami adalah buku sejarah hubungan Indonesia dan Belanda," ujar Fadila.

Sampai saat ini, Perpustakaan Erasmus Huis memiliki 250-300 anggota. Cara menjadi anggota perpustakaan juga mudah, cukup mengisi formulir dan membayar biaya keanggotaan senilai Rp 50 ribu untuk satu tahun. "Kalau jumlah pengunjung, sepanjang 2023, kami mencatat sebanyak 18 ribu orang. Jadi, setiap hari bisa puluhan orang datang," ucapnya.

Penanggung jawab Mediatek Institut français Indonésie (IFI) Jakarta, Reinaldo, memegang buku koleksi Mediatek IFI di Gondangdia, Menteng, Jakarta, 2 Mei 2024. TEMPO/ Nita Dian

Perpustakaan Pusat Kebudayaan Prancis atau Institut Français Indonesia (IFI) juga mencatat rata-rata jumlah pengunjung 40 orang pada hari kerja dan 60-70 orang pada Sabtu. Kebanyakan koleksi Perpustakaan IFI adalah buku-buku berbahasa Prancis. Hanya sekitar 10 persen bukunya yang berbahasa Inggris. Adapun jumlah koleksinya mencapai 8.000 barang, yang terdiri atas buku, DVD film, CD musik, majalah, permainan papan, dan lainnya.

Jumlah pengunjung Perpustakaan IFI saban hari sebanyak puluhan orang, yang mayoritas adalah peserta kursus bahasa Prancis di IFI dan mahasiswa jurusan bahasa Prancis. "Ada juga pelajar yang belajar bahasa Prancis di sekolah dan ekspatriat," kata penanggung jawab Mediatek IFI Jakarta, Reinaldo, Kamis, 2 Mei lalu.

Karena itulah, buku pembelajaran bahasa Prancis menjadi koleksi terbanyak Perpustakaan IFI. Sebab, buku-buku itulah yang dibutuhkan para pengunjung untuk mempersiapkan diri mengikuti tes kemampuan bahasa Prancis. Sisanya, ujar Reinaldo, adalah buku komik, novel, dan lainnya.

Koryu Space The Japan Foundation di Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta, 3 Mei 2024. TEMPO/ Nita Dian

Sementara itu, koleksi buku Perpustakaan The Japan Foundation lebih beragam. Menurut petugas hubungan masyarakat The Japan Foundation, Chintya, jumlah koleksi buku berbahasa Jepang sekitar 50 persen. Sisanya merupakan buku berbahasa Inggris dan Indonesia. "Saat ini jumlah koleksi buku sekitar 3.000," ujarnya pada Jumat, 3 Mei lalu.

Jenis buku terbanyak yang dikoleksi Perpustakaan The Japan Foundation adalah sastra Jepang, buku cerita anak, komik, serta berbagai hasil penelitian di berbagai bidang, termasuk seni dan budaya. Selain itu, perpustakaan ini kerap memamerkan beragam kebudayaan, benda seni, dan simbol kehidupan Jepang. Misalnya, selama lebih dari satu bulan, perpustakaan ini menyuguhkan aneka pernak-pernik mainan anak laki-laki di salah satu sudut ruangan.

Chintya menjelaskan, benda-benda tersebut berhubungan dengan budaya Kodomo no Hi atau perayaan anak laki-laki yang lazim dirayakan di Jepang. "Untuk acara yang akan datang, kami siapkan semacam festival kimono. Dengan berbagai kegiatan ini, diharapkan perpustakaan kami makin dikenal masyarakat," ucapnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Indra Wijaya

Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus