Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jamu adalah minuman tradisional Indonesia yang dihasilkan dari berbagai ramuan dan tanaman obat yang berasal dari kearifan lokal dan minum jamu sudah menjadi tradisi di berbagai daerah. Berbagai manfaat kesehatan bisa didapatkan jika rutin mengonsumsinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baru-baru ini beredar berita mengenai sorang bayi berusia 54 hari yang meninggal setelah meminum jamu. Diketahui jamu adalah campuran daun kecipir dan kencur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebenarnya, apakah bayi boleh mengonsumsi jamu?
Melansir laman Kemenkes, Jamu adalah tanaman tradisional yang biasa dimanfaatkan sebagai obat dan juga rempah masakan. Hingga saat ini pun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memperbolehkan adanya pengobatan menggunakan obat tradisional dengan syarat sudah teruji secara klinis.
Jamu memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seperti menjaga kebugaran tubuh, sebagai pendamping obat kimia, misalnya obat anti diabetes dan hipertensi, serta bagi penderita kanker dapat digunakan untuk mengurangi efek samping kemoterapi dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Bahkan, Kementerian Kesehatan pun mencanangkan program gerakan minum jamu guna mengajak masyarakat memanfaatkan jamu untuk meningkatkan kesehatannya.
Meski demikian, hindari konsumsi jamu yang berlebihan. Terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi terlebih dulu sebelum minum jamu.
Apalagi bagi anak, karena idelanya, anak baru diperbolehkan mendapatkan asupan jamu atau minuman herbal pada usia 1 tahun dan pemberiannya juga harus dibatasi.
Angga Wirahmadi, dokter spesialis anak mengatakan bahwa anak dengan usia kurang dari 6 bulantidak dapat mencerna cairan selain air susu ibu. Meskipun menggunakan bahan baku alami seperti jahe, kunyit, temulawak, dan lain sebagainya, pemberian ramuan tradisional untuk bayi ternyata tidak boleh sembarangan.
Sehingga asupan seperti madu, air kelapa atau cairan lainnya selain ASI dapat menyebabkan keracunan pada bayi. Dan gejala keracunan yang terjadi biasanya diawali dengan masalah pencernaan seperti muntah, kembung, dan diare.
Oleh karena itu, jika bayi sakit maka segeralah datangi dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Itulah informasi mengenai pembatasan ketat memberikan bayi minum jamu.
Pilihan editor: Demi Keamanan Ibu Hamil Sebaiknya Hindari Minum Jamu