Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Asap Dapur Hingga Tungau Debu Bisa Jadi Alergen Hidup Pemicu Munculkan Asma

Pemicu alergi yang bisa menyebabkan munculnya asma di antaranya adalah asap kendaraan bermotor, asap dapur, asap pembakaran sampah, hingga tungau.

5 Mei 2023 | 21.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak konsultan respirologi KSM Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM Wahyuni Indawati mengatakan penyakit asma didasari oleh mekanisme alergi. Alergi sendiri merupakan kecenderungan seseorang untuk lebih sensitif terhadap sesuatu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun pemicu alergi yang bisa menyebabkan munculnya asma adalah alergen hirup, di antaranya asap kendaraan bermotor, asap dapur, asap pembakaran sampah, hingga tungau debu. "Tungau debu rumah ini kecil sekali. Kita tidak bisa melihat dengan mata telanjang. Tapi biasanya dia senang hidup di karpet, bed cover, di tumpukan debu, di mainan berbulu, dan binatang peliharaan berbulu. Ini semua bisa menjadi trigger cukup kuat bagi anak yang asma," kata Wahyuni.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wahyuni mengatakan, asma dapat mengenai semua usia. Hanya saja, mendiagnosis asma pada anak balita tidak semudah mendiagnosis asma pada anak yang lebih besar.

Pasalnya, anak yang usianya lebih muda memang memiliki saluran nafas yang lebih kecil sehingga jika mengalami infeksi saluran nafas juga bisa mengalami mengi yang mirip dengan asma. "Kalau yang lebih besar seperti 7 atau 8 tahun, umumnya gejala juga lebih jelas dan mereka dapat melakukan pemeriksaan yang lebih objektif untuk menilai apakah saluran nafasnya betul ada penyempitan atau tidak," kata Wahyuni.

Wahyuni pun mengatakan bahwa tes alergi dapat dilakukan untuk membantu mengetahui seberapa sensitif anak terhadap alergen, serta menjadi salah satu cara untuk melihat apakah anak memang mengalami alergi yang menyebabkan asma. "Artinya, kalau itu (tes alergi) kita kerjakan, maka akan mendukung diagnosis kita," ujar Wahyuni.

Menurut Wahyuni, 80 persen anak dengan asma memiliki riwayat alergi. "Betul bahwa sebagian besar atau sekitar 80 persen dari anak-anak yang menderita asma ini, mereka punya riwayat alergi di keluarga atau di anaknya sendiri," kata Wahyuni. 

Wahyuni menjelaskan, asma merupakan penyakit yang terjadi di saluran nafas yang bersifat jangka panjang atau kronik, yang biasanya ditandai dengan keluhan batuk kronik berulang atau nafas yang berbunyi seperti peluit atau mengi.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus